Bakamla: Ary Sudah Dicek Kesehatan, Obesitas, Diberi Perhatian Khusus

20 September 2022 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CPNS Bakamla Ikuti Coast Guard Basic Training (CGBT).
 Foto: Humas Bakamla
zoom-in-whitePerbesar
CPNS Bakamla Ikuti Coast Guard Basic Training (CGBT). Foto: Humas Bakamla
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bakamla buka suara perihal meninggalnya salah seorang CPNS Bakamla bernama Muhammad Ary Adithya Hasibuan saat tengah menjalani pelatihan Coast Guard Basic Training (CGBT).
ADVERTISEMENT
Kepala Humas dan Protokol Bakamla Kolonel Wisnu Pramandita memastikan seluruh peserta telah dicek kondisi kesehatannya oleh tim dokter. Hasilnya, almarhum Ary diketahui mengalami obesitas. Tim juga sudah memberi tanda khusus.
”Jadi sebelum mengikuti CGBT dilaksanakan medical check up, hasilnya memang yang bersangkutan obesitas dengan bobot sampai 120 kg,” ujar Wisnu saat dihubungi kumparan, Selasa (20/9).
”CPNS dengan catatan khusus ini kemudian menjadi ’tanda perhatian khusus’ dalam latihan diberikan tanda tersebut sehingga pelatih tentu akan memperhatikan,” sambungnya.
Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Dr. Wisnu Pramandita, S. T., M. M., M. Tr. Hanla. Foto: Humas Bakamala RI
Peristiwa meninggalnya Ary, menurut Wisnu, bermula saat para peserta akan menjalani kegiatan lari sore yang rutin dilaksanakan oleh para peserta yang mengikuti CGBT. Namun karena Ary terbilang memiliki kondisi khusus, ia urung mengikutinya. Meski pada akhirnya ia memaksa ikut meski hanya melakukan jalan kaki saja.
ADVERTISEMENT
”Pada hari meninggalnya, sore hari ada kegiatan lari sore. Beliau sudah tidak mengikuti kegiatan lari tetapi infonya mau sendiri untuk ikut kegiatan dengan jalan kaki saja,” ucap Wisnu.
Tak berselang lama, Ary terlihat sempoyongan. Rekannya yang melihat kondisi Ary spontan langsung membawanya ke klinik untuk memperoleh penanganan.
Namun tak lama berada di klinik, kesadaran Ary mengalami penurunan hingga pada akhirnya ia dilarikan ke RSAL untuk memperoleh perawatan lebih lanjut. Akan tetapi takdir berkata lain, penyakit gagal hati akut membuat Ary berpulang pada malam harinya.
”Mendapatkan penanganan oleh tim dokter RSAL, tetapi kesadaran ternyata terus menurun dan akhirnya dinyatakan meninggal malam hari dengan dugaan gagal hati akut oleh tim dokter RSAL,” ungkap Wisnu.
ADVERTISEMENT
Setelah dinyatakan meninggal dunia oleh pihak RS, pihak Bakamla pun membantu proses pengantaran jenazah ke rumah keluarganya di Medan. Termasuk membantu pelaksanaan pemakaman bagi Ary.
”Kemarin malam jenazah telah diantar bersama pejabat Bakamla ke rumah keluarga di Medan dan telah dilaksanakan pemakaman. Keluarga telah menerima dengan ikhlas,” kata Wisnu.
Atas kejadian tersebut, kata Wisnu, pihak Bakamla langsung melakukan evaluasi. Menurutnya ia tak ingin kejadian serupa terulang kembali dalam proses CGBT di Bakamla.
”Kami sudah sangat berhati-hati. Bahkan CPNS pun yang masuk Bakamla telah lolos tes kesehatan dan tes jasmani. Tim Bakamla tengah melakukan evaluasi dengan tim dari Kodiklatal. Namun secara prosedur sebenarnya sudah dilakukan,” tandasnya.