Balada CCTV di Kasus Kematian Brigadir Yosua

4 Agustus 2022 10:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CCTV di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sabtu (23/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CCTV di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sabtu (23/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas di rumah dinas Kadiv Propam Polri Nonaktif Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7). Penyebab pasti kematiannya masih misteri.
ADVERTISEMENT
Keterangan awal polisi mengatakan ia tewas dalam baku tembak dengan Bharada E alias Richard Eliezer. Namun hal ini diragukan oleh pihak keluarga almarhum. Mereka menduga ada penyiksaan terhadap Yosua karena melihat ada kejanggalan pada luka-luka di tubuh korban.
Teka-teki ini makin sulit dipecahkan lantaran tak ada CCTV yang merekam jelas saat Yosua tewas. Kombes Budhi Herdi Susianto, Kapolres Jakarta Selatan saat itu, mengatakan CCTV yang berada di dalam rumah dinas Irjen Ferdy Sambo rusak sejak dua minggu sebelum peristiwa terjadi.
"Kami juga mendapatkan bahwa di rumah tersebut memang kebetulan CCTV-nya rusak sejak dua minggu lalu sehingga tidak dapat kami dapatkan," kata Budhi saat konferensi pers Selasa (12/7).
Komnas HAM sebagai pihak eksternal yang ikut menyelidiki kasus ini menilai ketiadaan rekaman CCTV tersebut menjadi kendala dalam pengungkapan kasus. Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan tidak adanya CCTV yang merekam peristiwa tersebut membuat mereka hanya bisa menggali keterangan dari saksi yang ada di lokasi.
ADVERTISEMENT
“Karena sementara ini tidak dapatkan CCTV di rumah yang diduga TKP itu, maka satu-satunya yang bisa dikumpulkan adalah keterangan, misalnya soalnya tembak-menembak hanya dari Saudara Bharada E,” kata Taufan di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Selasa (2/8).

Minta Polri Buka Penyebab CCTV Rusak

Garis polisi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sabtu (23/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Komnas HAM saat ini belum tahu pasti penyebab CCTV di dalam rumah dinas Irjen Ferdy Sambo rusak. Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan pihaknya saat ini masih menunggu keterangan polisi untuk menjelaskan mengapa CCTV itu rusak.
"Dikatakan mereka rusak. Tapi kan saya enggak mudah memahami pertama dia bilang disambar petir, sekarang dia bilang apa lagi gitu, sebagai penyelidik saya enggak bisa percaya gitu aja," kata Taufan di Komnas HAM, Rabu (3/8).
ADVERTISEMENT
Jika Polri tak juga mengungkapkan alasannya, Taufan mengatakan akan melaporkan hal itu ke Presiden melalui Menkopolhukam Mahfud MD.
"Saya mau tahu kenapa rusak, kalau enggak mau dijawab saya minta Pak Menko (Mahfud MD) untuk memerintahkan itu untuk dijawab. Iya, toh, karena saya enggak bisa merintah-merintah mereka, atasannyalah merintahin," kata Taufan.
"Saya laporkan Presiden ini ada yang enggak betul ini," kata Taufan.

CCTV yang Diganti

Foto alm. Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Foto: kumparan
Tidak hanya soal CCTV yang berada di dalam rumah dinas saja yang menuai curiga. CCTV di sekitar kompleks rumah tersebut juga dipertanyakan.
Menurut Ketua RT setempat, Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto, di sejumlah sudut kompleks Polri itu ada CCTV yang terhubung ke pos satpam. Sehari setelah tewasnya Brigadir Yosua, tepatnya pada Sabtu (9/7), decoder CCTV itu diganti oleh anggota kepolisian yang tak berseragam.
ADVERTISEMENT
"Maksudnya (yang diganti) itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, CCTV alatnya [decoder] yang di pos," kata Seno kepada wartawan, Rabu (13/7).
"Ya (diganti) dari mereka. Iya (polisi), enggak ada yang pakai seragam," tambah dia.
Tak ada surat penyitaan yang diberikan polisi tak berseragam itu.

Rekaman Perjalanan Irjen Ferdy Sambo

Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo. Foto: Dok. Pribadi
Meski tidak ada rekaman CCTV di dalam rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Mabes Polri tetap mengumpulkan rekaman CCTV lainnya. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan penyidik telah menyita rekaman CCTV perjalanan Irjen Ferdy Sambo dari Magelang hingga sampai di sekitar rumah dinas tersebut.
Rekaman itu juga ditunjukkan ke Komnas HAM beberapa waktu lalu. Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan ada 20 video dari 27 titik yang ditunjukkan ke Komnas HAM.
ADVERTISEMENT
Video itu merupakan perjalanan rombongan Irjen Ferdy Sambo dari Magelang sampai Duren Tiga. Video itu juga menunjukkan saat rombongan melakukan swab test di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling.
Komisioner Pemantauan/Penyelidikan Komnas HAM Mohammad Choirul Anam menyampaikan keterangan pers di kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (27/7). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Dalam video itu, Anam mengatakan, Yosua masih hidup. Yosua juga terlihat sehat.
"Yang paling penting dalam forum tadi itu, kami juga melihat video. Kami tadi diperlihatkan video jumlahnya 20 video itu dari Magelang sampai area Duren Tiga termasuk juga sampai RS Kramat Jati," kata Anam saat konferensi pers, Rabu (27/7).
Namun, rekaman CCTV itu tidak menunjukkan apa yang terjadi di dalam rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Penyebab kematian Brigadir Yosua pun masih misteri.
Penyidik Bareskrim Polri telah menetapkan Richard Eliezer sebagai tersangka dalam kasus ini. Tapi tidak merinci bagaimana Richard menghabisi nyawa Yosua. Apa benar seperti keterangan awal polisi yakni ditembak, atau justru seperti yang dicurigai keluarga Yosua, yakni ada penyiksaan?
ADVERTISEMENT