Bali Bukan Kota Hantu, PHRI Badung Sebut Masih Ada 14 Ribu Turis Asing

12 Februari 2020 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
ADVERTISEMENT
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung IGN Rai Suryawijaya menilai tulisan media asal Inggris, Daily Mail soal Bali bak kota hantu karena virus corona berlebihan. Menurut dia, masih ada sekitar 14 ribu kunjungan turis asing setiap hari ke Pulau Dewata.
ADVERTISEMENT
"Itu terlalu lebai, berlebihan ya, jadi kunjungan wisatawan asing (wisman) ke Bali di luar China masih stabil," kata Rai saat dihubungi, Rabu (12/2).
Rai mengatakan, imbas virus corona dan ditutupnya penerbangan dari dan ke China sejak Rabu (5/2) di Bali tidak terlalu signifikan. Menurut dia hanya hanya 20 persen hingga 25 persen atau sekitar 3 ribu turis penurunannya. Itupun turis yang berasal dari China.
Untuk turis lain dari berbagai negara, masih menjadikan Bali sebagai destinasi liburan favorit. Hingga saat ini, kata Rai, diperkirakan masih ada 14 ribu turis asing di Bali.
"Dulunya kita mencapai 16 ribu sampai 17 ribu (kedatangan turis). Sekarang berkurang 3 ribu disebabkan ditutupnya penerbangan dari dan ke China. Penurunan wisatawan ke Bali penyebabnya adalah virus corona yang mana wisman China tidak datang ke Bali dan begitu pula airline kita yang ke China setop," ujar Rai.
ADVERTISEMENT
Rai menyatakan, tingkat hunian hotel juga masih cukup stabil. Dari 146 ribu kamar hotel yang ada di Bali, sekitar 50 hingga 60 persen atau sekitar 76 ribu kamar yang masih terisi.
"Saat ini tingkat hunian kita masih rata-rata 50-60 persen hanya beberapa hotel saja yang stabil. Hotel itu pasti isi karena tidak pure menerima tamu dari China saja, yang diharapkan karena ada market Australia, domestik, Jepang, Eropa, India, manajemen hotel itu very smart. Memang hotelnya tidak bergantung pada satu market saja," kata dia.
Rai mengaku ada sekitar 1.500 kamar hotel yang kosong. Dia tidak menyebutkan di mana lokasinya. Namun menurut Rai, 1.500 hotel yang kosong itu memang karena turis asal China membatalkan kunjungannya terkait virus corona.
ADVERTISEMENT
"Pembatalan tidak ada signifikan kecuali dari Tiongkok (China) saja. Makanya kita ganti marketnya ke domestik. Kalau 3.000 orang per hari (batal ke Bali), kalau satu kamar dua orang ada sekitar 1.500 per hari (kamar hotel kosong)," kata dia.
Rai mengatakan, sejumlah pelaku pariwisata di Bali telah menyiapkan strategi untuk meningkatkan kembali kunjungan turis. Di antaranya dengan menggaet turis domestik dan mancanegara dari negara lain.
Di tingkat Domestik, akan diberikan diskon menarik kepada turis. Mulai dari tiket penerbangan, hotel, restoran, hingga toko oleh-oleh.
"Di domestik digalakkan dengan paket weekend yang menarik. Kita sedang mendiskusikan airline memberikan diskon. Hotel memberikan diskon. Restoran memberikan diskon. Art Shop memberikan diskon. Untuk mice yang ada kita bawa ke Bali,"kata dia
ADVERTISEMENT
Di tingkat manca negara, menggaet turis yang biasanya berlibur ke China. Jalur penerbangan ke negara lain ditambah atau dibuka baru.
"Kedua, airline yang dulunya ke China kita alihkan. Saya sudah sarankan kepada pak menteri pariwisata untuk menyampaikan dalam rapat terbatas dengan bapak presiden adalah dialihkan penerbangan Denpasar-Mumbai untuk pasar Hindia. Kedua, menambah penerbangan ke Jepang, diusulkan ke London, Amerika, LA dan Ny dan Middle East," kata dia.