Bali Bukan Kota Hantu, Turis Asing Masih Ramai di Sanur

13 Februari 2020 14:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah turis asing menunggu penyeberangan dari Pantai Sanur ke Nusa Penida dan Nusa Lembongan, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah turis asing menunggu penyeberangan dari Pantai Sanur ke Nusa Penida dan Nusa Lembongan, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Artikel media asal Inggris, Daily Mail, yang bertajuk 'Bali is transformed from a tourist Mecca to a ghost town as Chinese tourists are banned because of the spread of coronavirus', bisa dikatakan keliru. Musababnya, kondisi dan keramaian turis di Bali hingga Kamis (13/2) masih terpantau ramai.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di Pantai Sanur, turis asing masih banyak yang berlibur dan menikmati pesona keindahan Pulau Dewata. Caelan Fagence, wisatawan asal Australia, mengatakan tak takut datang ke Bali meski sebelumnya ada kabar beredar penularan virus corona dari turis China.
"Dari apa yang aku ketahui tentang virus corona menyerang sistem imun tubuh, sistem imun tubuh saya sangat, sangat sehat. Saya merasa tidak akan terserang virus itu. Dan dari apa yang saya tahu virus itu menyerang orang yang sangat tua, sangat muda atau dalam keadaan sakit untuk menyerang imun tubuh. seperti yang saya katakan, saya sangat sehat. Dan saya tidak begitu khawatir," kata dia.
Sejumlah turis asing mengantre saat membeli tiket penyeberangan dari Pantai Sanur ke Nusa Penida dan Nusa Lembongan, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Pria berusia 23 tahun ini mengaku tidak tahu akan berbuat apa bila Bali terjangkit virus Corona. Dia memastikan tidak akan kembali ke negaranya sebelum memeriksa kesehatan di Bali agar tidak terjadi penyebaran.
ADVERTISEMENT
"Saya hanya harus memastikan saya jauh dari rumah sakit tapi itu enggak akan memberi jaminan. Tapi, saya akan jaga imun," kata dia.
Senada dengan Caelan, turis asal Swedia bernama Amanda Fredriksson (23) juga tidak terlalu khawatir melakukan wisata ke Pulau Dewata meski virus corona merebak dan masih ada 3 ribu turis China yang masih di Bali.
Sejumlah turis asing berkeliling di kawasan Pantai Sanur, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
"Tidak begitu (khawatir). Saya baca banyak tentang virus corona dan sejenisnya, saya merasa yakin bahwa saya juga melihat keterangan resmi dari negara saya di Swedia bahwa orang yang terjangkit sebagain orang yang mengalami sakit," kata dia.
Dia mengaku tak ada persiapan khusus selama melakukan perjalanan ke Bali. Bagi dia, yang penting menjaga kesehatan tubuh. Dia juga memperkirakan Bali tidak akan terjangkit. Ini karena belum ada informasi resmi dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Kita sehat. Kita akan lihat dan saya pikir itu ga akan terjadi (Bali terjangkit Corona). Karena sampai sekarang belum ada keterangan resmi Bali terjangkit, " ujar dia.
Dermaga penyeberangan ke Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan yang terletak di kabupaten Klungkung, Bali di dekat Pantai Sanur juga cukup ramai turis asing.
Kepala Syahbandar Wilayah Kerja Sanur Kemenhub Tonny E Bokty mengatakan, hingga saat ini, penyeberangan Sanur-Nusa Penida berjalan normal. Menurut dia, tidak ada dampak signifikan yang dirasakan operator atau agen kapal.
Tony mengatakan, biasanya turis asal China menyebrang melalui Pulau Serangan atau Dermaga Tanjung Benoa.
"Kalau pelayaran dari Sanur ke Nusa Penida atau Lembongan, masih normal. Memang ada sedikit berdampak dengan adanya virus corona. Tapi khusus dari Sanur dampaknya tidak terlalu signifikan. China tidak terlalu banyak menggunakan Sanur sebagai pelayaran biasanya di Serangan, di sini ada beberapa tapi tidak banyak," kata dia saat ditemui di Dermaga Sanur, Kamis (13/2).
ADVERTISEMENT
Tonny mengatakan, ada sekitar 20 kapal feri yang beroperasi setiap hari di Dermaga Sanur. Kapasitas kapal feri antara 6 sampai 90 orang. Ada 29 agen perjalanan.
Rata-rata lebih dari 1.000 turis asing yang melakukan penyeberangan melalui dermaga Sanur. Wisawatan dari negeri tirai bambu itu sekitar 10 hingga 30 orang per hari.
Sejak penerbangan dari dan ke China ditutup, Rabu (5/2) lalu tidak ada lagi turis China melakuan penyeberangan dari Dermaga Sanur.
"Jumlah per hari memang beda-beda sekitar 1.000-an lebih. Kalah musim liburan banyak yang berangkat karena ada juga penduduk lokal yang pulang kampung ke Nusa Penida beribadah atau liburan. Mungkin China itu sekitar 10 sampai 30 orang. Hari ini sudah tidak ada lagi,"kata dia.
ADVERTISEMENT
Para operator juga belum ada yang mengeluh karena sepi penumpang imbas virus corona.
"Kalau para operator belum ada mengeluh karena penumpang domestik banyak menyeberang,"kata dia.
Sementara itu, salah satu operator penyeberangan dermaga I Made Lastrawan mengatakan, juga belum merasakan dampak signifikan imbas virus Corona. Biasanya ada sekitar 50 sampai 200 turis asal Eropa, Amerika, Australia dan negara lain yang membeli tiket ke tokonya setiap hari. Turis asal negeri tirai bambu sekitar 5 sampai 10 orang.
"Tidak terlalu berdampak, kan biasanya China itu rombongan. Mereka menyebrang dari Tanjong Benoa kan ada sistem kerja sama antara agen perjalanan dengan operator. Terus mereka (agen perjalanan) bayarnya kan sistem kontrak. Di sini enggak seperti itu. Kita terima yang personal saja," ujar pemilik Angel Billabong Fast Cruise ini.
ADVERTISEMENT