Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Balon Sampah Kiriman Korut Buat Kompleks Kepresidenan Korsel Kotor
24 Juli 2024 9:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Balon-balon pembawa sampah yang dikirim oleh Korea Utara menghantam kompleks kepresidenan Korea Selatan pada Rabu (24/7).
ADVERTISEMENT
Seoul kemudian mengirim tim tanggap kimia untuk menyikapi perang propaganda antarKorea yang kian memanas.
Ini kali pertama kantor pemimpin Korsel terkena dampak langsung dari ribuan balon pembawa sampah yang diluncurkan Pyongyang sejak Mei lalu. Lingkungan kantor itu dilindungi sejumlah tentara dan zona larangan terbang.
“Tim tanggap kimia, biologi, dan radiologi (perang) telah mengumpulkan balon sampah dengan aman,” kata dinas keamanan kepresidenan kepada AFP.
“Setelah diselidiki, hasilnya memastikan bahwa tidak ada bahaya atau kontaminasi pada benda tersebut,” tambahnya.
Meski demikian, dari foto yang diunggah sejumlah kantor berita nampak halaman istana kepresidenan Korsel kotor.
Sebelumnya, Kepala Staf Gabungan Korsel telah mengkonfirmasi bahwa Korut kembali mengirimkan balon pembawa sampah yang diikuti peringatan pada Rabu pagi.
ADVERTISEMENT
“Jika Anda menemukan balon yang jatuh, jangan menyentuhnya, dan laporkan ke unit militer atau kantor polisi terdekat,” tuturnya, seperti dikutip dari AFP.
Tahun 2024 ini, Korut telah sepuluh kali mengirim balon-balon sampah melintasi perbatasan. Mereka mengeklaim aksinya sebagai balasan atas balon-balon propaganda anti-rezim yang terlebih dulu diluncurkan para aktivis Korsel ke negaranya.
Menanggapi gelombang balon tersebut, Korsel melanjutkan siaran propaganda “skala penuh” lewat pengeras suara di sepanjang perbatasan pada Minggu (21/7).
Seoul juga telah menangguhkan perjanjian militer yang dapat mengurangi ketegangan. Mereka memulai kembali latihan penembakan di pulau-pulau perbatasan dan dekat zona demiliterisasi yang membagi semenanjung Korea.
Secara teknis, kedua Korea masih berperang karena konflik pada 1950-1953 yang berakhir gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
ADVERTISEMENT