Bamsoet Minta Kemlu Kirim Nota Protes Buntut Penangkapan 3 WNA Terduga Spionase

25 Juli 2022 15:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo saat launching buku miliknya yang berjudul 'Akal Sehat' di Posko Bamsoet di kawasan Menteng, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo saat launching buku miliknya yang berjudul 'Akal Sehat' di Posko Bamsoet di kawasan Menteng, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
TNI AL pada Rabu (20/7) mengamankan enam orang yang terdiri dari tiga WNA dan tiga WNI atas dugaan spionase di Nunukan, Kaltara. Mereka mengambil foto pos penjagaan militer, patok perbatasan, dan objek vital lainnya yang diambil secara sembunyi-sembunyi.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Ketua MPR Bambang Soesatyo menyerahkan kasus ini kepada pemerintah. Ia menegaskan, pemerintah harus tegas dalam menegakkan kedaulatan Indonesia.
"Kan, masih dalam penyelidikan. Saya kira jelas posisi kita untuk menjalankan kedaulatan negara. Pemerintah dan kita semua, TNI-Polri harus tegas," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/7).
Bamsoet juga meminta Kemlu menyampaikan nota protes kepada negara yang warganya terduga pelaku spionase. Supaya tidak ada warga negara lain yang memata-matai kegiatan di Indonesia.
"Kemlu juga harus menyampaikan nota protes kepada para pihak di negara-negara tersebut. Urusannya apa? Ini adalah kedaulatan Indonesia dan tidak boleh ada yang memata-matai semua kegiatan yang ada di sini," tegasnya.
Bamsoet yakin Kemlu bisa melayangkan nota protes kepada negara-negara tersebut. Menurutnya, itu menunjukkan ketegasan negara.
ADVERTISEMENT
"Kita mengacu pada hukum internasional saja. Artinya kebijakan kita harus jelas, punya hukum internasional, Kemlu bisa melakukan nota protes," pungkasnya.
TNI AL Tangkap Pelaku Spionase Asing. Foto: TNI AL
Sebelumnya, Kepala Kantor Imigrasi Nunukan Washington Saut Dompak mengungkapkan identitas ketiga WNA tersebut yakni Bai Jidong warga negara China, Ho Jin Kiat warga Malaysia, dan Leo Bin Simon warga Malaysia. Ketiganya di Indonesia ditemani oleh seorang WNI bernama Yosafat Bin Yusuf, dan dua orang pengemudi yang disewa oleh Yosafat.
Dari hasil pemeriksaan, Washington membenarkan bahwa ditemukan sejumlah foto yakni satu objek vital yaitu pos perbatasan dan markas marinir yang ada di Sebatik. Dalam pemeriksaan, ketiga WNA itu mengeklaim tengah melihat lokasi dibangunnya jembatan penghubung antara Tawau dan Sebatik. Kebetulan lokasinya berdekatan dengan objek vital.
ADVERTISEMENT
Ketiganya juga mengaku tidak tahu bahwa lokasi tersebut adalah objek vital yakni pos perbatasan dan markas marinir di Kabupaten Nunukan.