Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Bamsoet Soroti Politik Identitas: Tokoh Dihujat, Presiden Dilecehkan
16 Agustus 2018 11:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Ketua DPR Bambang Soesatyo sempat menyinggung soal politik identitas saat menyampaikan pidato di sidang tahunan DPR, Kamis (16/8). Bamsoet, sapaan Bambang, mengingatkan, jelang Pileg dan Pilpres 2019, politik identitas tak boleh dibiarkan berkembang.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak boleh membiarkan berkembangnya politik identitas yang dapat menyulut permusuhan serta mengancam persatuan dan keutuhan bangsa," ujar Bamsoet di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Menurut Bamsoet, politik identitas telah memberikan dampak negatif. Dampak ini menimpa tokoh agama hingga presiden dan pejabat negara.
"Bayangkan karena berbeda haluan politik, tokoh agama acapkali dihujat, petinggi parpol dicaci maki, presiden dan lembaga negara sebagai simbol kedaulatan negara dilecehkan," jelas politikus Golkar ini.
"Mereka dianggap tak mampu, program pemerintah dianggap nihil, perbedaan politik dikutuk. Kritik berubah jadi pembunuhan karakter yang kejam," lanjut dia.
Bamsoet juga menyoroti bagaimana pondasi untuk berbangsa dan bernegara digoyang dengan isu SARA. Ditambahi lagi dengan strategi politisasi agama yang membuat politik identitas makin menguat.
ADVERTISEMENT
"Akibatnya kebinekaan kita dalam bahaya, semua orang cenderung menyatakan diri paling benar. Kerukuran umat beragama dianggap tabu, akal sehat dianggap nista," ujarnya.
Oleh sebab itu, menjelang Pemilu Serentak 2019, Bamsoet mengajak seluruh elemen bangsa menanggalkan politik identitas.
"Karena itu sudah saatnya kita harus berani mengatakan secara tegas, selamat tinggal politik identitas," tutup dia.