Bamsoet: Tutup Pintu Masuk dari dan Menuju Jakarta

27 Maret 2020 13:39 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menerima Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (MAHUTAMA), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (20/1/20). Foto: Dok. MPR RI
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menerima Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (MAHUTAMA), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (20/1/20). Foto: Dok. MPR RI
ADVERTISEMENT
Jakarta sudah menjadi episenter penyebaran COVID-19 dengan angka yang terus meningkat dan kini mencapai 524 kasus positif corona. 51 Di antaranya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Ketua MPR Bambang Soesatyo mendesak sudah saatnya Jakarta segera ditutup alias lockdown untuk mencegah lebih banyak virus ini menginfeksi orang lain di daerah.
"Pemerintah harus melakukan penutupan pergerakan manusia dari dan menuju Jakarta. Serta melalui Gugus Tugas Penanganan COVID-19 untuk menyiapkan petugas di setiap pelabuhan maupun bandara, dan memperketat pengawasan untuk memeriksa arus masuk-keluar Jakarta, sebagai upaya pemerintah menghentikan penyebaran wabah ke daerah lainnya," ucap pria yang akrab disapa Bamsoet ini dalam rilisnya, Jumat (27/3).
Bamsoet menyebut Indonesia berisiko memasuki gelombang infeksi lanjutan di luar Jakarta, mengingat selama tiga hari terakhir, jumlah kasus baru COVID-19 yang dilaporkan pemerintah selalu di atas 100 orang per hari.
"Menyarankan agar pemeriksaan cepat (rapid test) bisa langsung dilakukan di daerah-daerah yang sudah memiliki alat tes atau rapid test, sehingga kasus-kasus baru dapat segera ditemukan atau diidentifikasi," tutur Waketum Golkar itu.
ADVERTISEMENT
Bamsoet juga mendorong pemerintah segera merealisasikan uji kesehatan melalui sistem drive thru, yang sudah efektif digunakan oleh negara lain untuk melacak dan mendeteksi penyebaran virus COVID-19 secara cepat dan aman.
"Mendorong pemerintah menggalakkan imbauan untuk menjaga jarak interaksi sosial/social distancing/physical distancing, tetap berada di rumah, serta terus berusaha menahan lonjakan jumlah pasien baru dengan berbagai upaya pencegahan," pungkasnya.