Bamsoet Ungkap Canda Gus Dur soal Jadi Presiden karena Modal Dengkul Amien Rais

29 September 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berbicara dengan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab setelah tiba di gedung parlemen di Jakarta, pada 27 April 2000. Foto: OKA BUDHI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berbicara dengan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab setelah tiba di gedung parlemen di Jakarta, pada 27 April 2000. Foto: OKA BUDHI / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menggelar acara silaturahmi kebangsaan dengan keluarga Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dilaksanakan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (29/9).
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai bahwa Gus Dur merupakan manusia multidimensi yang penuh kharisma.
"Gus Dur memang unik, ia manusia multidimensi, penuh karisma yang diyakini sebagian umat sebagai pemilik indera keenam yang kemudian mampu melihat hal-hal yang tak mampu dilihat mata orang biasa," kata Bamsoet dalam pidatonya.
Istri hingga anak Gus Dur menghadiri acara silaturahmi kebangsaan MPRI RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (29/9/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Bamsoet menjelaskan, nasihat-nasihat yang disampaikan oleh Gus Dur dalam bentuk candaan menguatkan dirinya sebagai ulama besar.
"Bahkan dia pernah menyatakan, saya terpilih menjadi presiden. Saya ini jadi presiden barangkali satu-satunya yang nggak keluar uang sepeser pun. Hanya modal dengkul, itu pun dengkulnya Amien Rais," ucap dia.
Lebih jauh, Politikus Partai Golkar itu menilai Gus Dur sudah dapat melihat permasalahan ke depannya, terutama permasalahan politik saat ini.
ADVERTISEMENT
"Jadi sebetulnya dia sudah melihat ke depan hari ini kita tidak bisa menghindar dari biaya politik yang begitu tinggi untuk menjadi anggota legislatif, bupati, wali kota, gubernur, apalagi menjadi presiden," tandasnya.