Bandara Frans Seda Maumere Tutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

2 Januari 2024 16:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melakukan aktivitas pengujian abu vulkanik dengan paper test di landasan pacu Bandara Frans Seda Maumere, Sikka, NTT, Selasa (2/1/2024). Foto: Bandara Frans Seda Maumere
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melakukan aktivitas pengujian abu vulkanik dengan paper test di landasan pacu Bandara Frans Seda Maumere, Sikka, NTT, Selasa (2/1/2024). Foto: Bandara Frans Seda Maumere
ADVERTISEMENT
Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditutup sementara untuk penerbangan dari dan ke Maumere. Hal itu imbas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur.
ADVERTISEMENT
"Hari ini hasil pengamatan di runway negatif, tapi hasil pengamatan BMKG di ruang udara yang menjadi lintasan pesawat itu masih menunjukkan terdampak. Artinya masih ada abu vulkanik di atas. Oleh karena itu hari ini pun masih kami lakukan penutupan sementara," kata Kepala Kantor UPBU (Unit Penyelenggara Bandar Udara)​​​​ Kelas II Bandara Frans Seda Maumere, Partahian Panjaitan, di Maumere, dikutip dari Antara, Selasa (2/1).
Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Flores Timur kembali erupsi pada 1 Januari 2024 menyusul kenaikan status dari Level II atau Waspada menjadi Level III atau Siaga.
Erupsi ini mengakibatkan layanan operasional Bandara Frans Seda Maumere ditutup sejak Senin (1/1) karena terindikasi adanya abu vulkanik di landasan sebagaimana hasil paper test yang dilakukan.
Gunung Lewotobi Laki-laki statusnya naik menjadi Siaga. Foto: Dok. magma.esdm
Penutupan itu juga merujuk hasil BMKG bahwa ruang udara Bandara Frans Seda Maumere terindikasi abu vulkanik. Partahian mengatakan, penutupan sementara harus dilakukan mengingat pentingnya keselamatan penerbangan saat ini.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, jika abu vulkanik mengenai mesin pesawat, dapat berakibat fatal dan berdampak pada keselamatan.
"Paling utama itu keselamatan penerbangan, sehingga kami putuskan sementara ditutup," ucapnya.
Lebih lanjut, Partahian mengatakan indikasi adanya abu vulkanik di bandara dan penutupan sementara itu telah dilaporkan kepada Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali. Pihaknya juga terus melakukan paper test setiap jam untuk mengetahui kondisi di landasan pacu.
Selain itu, lanjut dia, informasi BMKG diterbitkan secara berkala sehingga menjadi dasar untuk pembukaan atau penutupan layanan penerbangan.
"Yang paling utama itu hasil dari BMKG karena bisa saja abu itu tidak sempat turun ke bawah tapi bergerak di atas. Kriteria utama itu hasil BMKG," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah tidak terdampak lagi, kami akan buka lagi," tandasnya.