Bandara Hijau Banyuwangi Dioperasikan Sebelum Lebaran

26 Maret 2017 10:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bupati Banyuwangi Azwar Anas di terminal hijau. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Banyuwangi Azwar Anas di terminal hijau. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
Terminal baru berkonsep hijau pertama di Indonesia yang ada di Bandara Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sudah siap beroperasi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau terminal hijau tersebut, Sabtu (25/3).
ADVERTISEMENT
”Ini sudah siap beroperasi, insyaallah sebelum lebaran sudah beroperasi berbarengan dengan realisasi rute direct flight Jakarta-Banyuwangi. Tinggal menunggu beberapa hal teknis saja. Terminal baru ini menjadi ikon wisata sekaligus memberi ruang yang cukup bagi penumpang, mengingat terminal lama sudah tidak mencukupi seiring lonjakan penumpang yang mencapai lebih dari 1.300 persen dalam lima tahun terakhir,” ujar Anas.
Bupati Banyuwangi meninjau Bandara Blimbingsari. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Banyuwangi meninjau Bandara Blimbingsari. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
Anas mengatakan, konsep arsitektur ruang publik tidak boleh asal-asan. Selama ini, karya arsitektur yang menerabas pakem relatif sulit diterapkan di bangunan yang didanai pemerintah, baik karena paradigma arsitektur yang masih konvensional maupun kendala administrasi.
”Tapi di Banyuwangi, karya anti-mainstream justru kami beri ruang. Selain di bandara, ruang publik lain juga dibangun dengan arsitektur mendalam, mulai taman, kampus, pendopo, pasar, sampai destinasi wisata,” ujar Anas.
ADVERTISEMENT
Konsep terminal hijau di Bandara Blimbingsari. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
zoom-in-whitePerbesar
Konsep terminal hijau di Bandara Blimbingsari. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
Anas memaparkan, konsep yang diusung di terminal bandara diarahkan untuk setidaknya menggapai tiga tujuan. Pertama, menjadi ikon pendukung pengembangan pariwisata. ”Arsitektur yang khas bisa menjadi landmark yang menarik perhatian wisatawan,” kata dia.
Kedua, sebagai bagian dari transfer pengetahuan dari arsitek nasional kepada arsitek setempat. Secara bertahap, diharapkan semua bangunan di Banyuwangi, seperti ruko dan rumah makan, juga memiliki konsep arsitektur yang jelas.
Kursi di terminal hijau Bandara BLimbingsari. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
zoom-in-whitePerbesar
Kursi di terminal hijau Bandara BLimbingsari. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
”Bangunan-bangunan dengan arsitektur khas bisa menjadi contoh bagi swasta dan masyarakat. Masyarakat bisa meniru konsepnya yang sederhana, namun tetap ikonik. Yang bagus tidak harus mahal, karena ini sebagian besar juga pakai kayu bekas,” tegas Anas.
Ketiga, secara fungsional dan daya guna, bangunan bisa terjaga keberlanjutannya dengan prinsip efisiensi. Terminal bandara ini menggunakan energi sehemat mungkin sesuai konsep rumah tropis yang mengutamakan penghawaan alami.
ADVERTISEMENT
Bupati Banyuwangi meninjau Bandara Blimbingsari. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Banyuwangi meninjau Bandara Blimbingsari. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
”Pengelolaan dan pemeliharaannya efisien, karena tak banyak menyedot energi, hampir tidak pakai pendingin ruangan. Plat beton atap juga lebih awet karena terlindung dari panas langsung dengan adanya tanaman,” ujarnya.
Konsep green terminal bandara. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
zoom-in-whitePerbesar
Konsep green terminal bandara. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
Terminal bandara tersebut, papar Anas, lebih menonjolkan desain pasif untuk menghemat energi daripada menggunakan teknologi penghemat konsumsi energi. ”Desain interior dikonsep minim sekat untuk memperlancar sirkulasi udara dan sinar matahari. Juga ada kolam-kolam ikan untuk mengoreksi tekanan udara, sehingga suhu ruang tetap sejuk,” jelasnya.
Konsep terminal hijau Bandara Blimbingsari. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
zoom-in-whitePerbesar
Konsep terminal hijau Bandara Blimbingsari. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
Dia menambahkan, terminal hijau ini makin ikonik karena mengadopsi konsep atap rumah Suku Osing (masyarakat asli Banyuwangi) yang juga menunjukkan ciri bangunan tropis. ”Kearifan lokal diadopsi untuk menumbuhkan cinta seni-budaya Banyuwangi. Budaya masyarakat yang selalu mengantar atau menjemput kerabatnya saat bepergian juga diadopsi dengan menyediakan anjungan luas. Jadi semuanya tidak akan terlantar di bandara,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Sehingga bangunan publik tidak hanya bermakna proyek, tapi juga bermanfaat bagi ekonomi masyarakat dan pengembangan sosial-budaya," pungkas Anas.
Konsep Terminal Bandara Banyuwangi. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
zoom-in-whitePerbesar
Konsep Terminal Bandara Banyuwangi. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)