news-card-video
20 Ramadhan 1446 HKamis, 20 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Bang Onim Relawan di Gaza: Kiri Kanan Bom dan Mayat, Kuat Enggak Ya Allah?

20 November 2023 12:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Relawan untuk Palestina di Gaza Abdillah Onim saat program DipTalk kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Relawan untuk Palestina di Gaza Abdillah Onim saat program DipTalk kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Abdillah Onim atau akrab disapa Bang Onim punya banyak cerita dan pengalaman saat hampir 15 tahun hidup di Gaza. Salah satu pengalaman yang begitu membekas ketika Israel meluncurkan serangan besar sejak 7 Oktober 2023.
ADVERTISEMENT
Bang Onim harus menjaga dua hal selama di Gaza. Bertugas demi kemanusiaan, membantu anak hingga korban serangan Israel, juga melindungi anak dan istrinya.
Ketika ia dan keluarga harus keluar mencari selamat, Bang Onim harus melewati fenomena menyesakkan. Bom dan mayat warga Palestina di mana-mana.
"Melihat depan 200 meter bom, dari kiri bom. Dan itu melewati kiri kanan mayat, di bawah reruntuhan dan ya Allah kuat enggak ya? Selamat enggak ya?" cerita Bang Onim melalui program Diplomatic Talk (DipTalk) yang tayang di YouTube kumparan pada Sabtu (18/11).
Saat melewati jalanan Gaza untuk menuju bagian Selatan bersama istri dan 3 anaknya, Bang Onim ikhlas. Katanya, meninggal terkena rudal Israel pun tak apa.
ADVERTISEMENT
"Jadi, pada saat melewati jalur tersebut, itu lepas semuanya dan kami saling merangkul. Kalau meninggal kena rudal, ya sudah kita meninggal bareng saja di sini. Itu yang terjadi," jelasnya.
"Jadi, saya katakan bahwa ke istri saya dan anak saya, ‘kayaknya kita tidak akan selamat deh’. Tapi nanti Insyaallah kita bertemu di surga sambil merangkul mereka," sambung pria asal Maluku Utara itu.
Onim dan keluarganya seolah adalah orang yang dipilih Tuhan untuk bisa selamat dari jalur evakuasi dari Kota Gaza ke bagian selatan — yang jauh dari kata 'aman' meskipun itu dijuluki 'jalur evakuasi warga sipil' oleh Israel.
"Dalam hitungan detik kita berjalan dengan membawa baju tiba-tiba bom datang, selesai. Itu yang terjadi saat ini di Jalur Gaza. Dengan demikian, saya berada di sana sebagai saksi hidup dan untuk perjalanan evakuasi, akses atau jalannya tersebut pasti meninggal dunia," jelasnya.
Sejumlah instalasi yang menampilkan simbolis mayat anak-anak Gaza diletakkan di alun-alun Palestina di Kota Teheran, Iran, pada Senin (13/11/2023). Foto: Atta Kenare/AFP