Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Bangladesh Membara: Internet Putus hingga Puluhan Nyawa Melayang, Ini Sebabnya
19 Juli 2024 14:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Bangladesh membara sejak awal pekan ini. Rusuh besar di sana menyebabkan 32 nyawa warga Bangladesh melayang.
ADVERTISEMENT
Kondisi diperparah dengan amukan tak terkendali massa. Gedung-gedung pemerintahan dan kantor polisi pada Jumat (19/7) dibakar massa.
Kerusuhan tidak cuma terpusat di ibu kota Dhaka, setengah dari hampir seluruh distrik di negara Asia Selatan dihantam kerusuhan besar.
Akibat kondisi tak terkendali otoritas Bangladesh memutus internet. Tindakan tegas juga akan diambil aparat keamanan jika massa masih bertindak anarkistis.
Kenapa Bangladesh membara?
Dikutip dari Reuters dan CNN, demo besar dipicu kebijakan kontroversial pemerintah. Mereka memberikan 30 persen kuota pekerjaan di pemerintahan kepada keluarga rakyat yang berperang pada perang pemisahan diri dari Pakistan pada 1971.
Berbagai kritikus pemerintahan, pemuda dan kelompok masyarakat, meminta kebijakan kontroversial itu dihentikan. Sebab, pekerjaan-pekerjaan yang dikhususkan untuk anak veteran perang kebanyakan berada di sektor keamanan yang bergaji tinggi.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini makin kontroversial sebab yang mendapat pekerjaan dari kebijakan kuota adalah elite politik, termasuk PM saat ini, Sheik Hasina. Ia adalah anak dari bapak pendiri Bangladesh modern, Sheikh Majibur Rahman, yang dibunuh pada 1975.
Kritikus pemerintah menyebut kebijakan kuota kerja diskriminatif. Sebab, hanya menguntungkan pendukung partai penguasa pimpinan Hasina, yaitu Partai Liga Awami.
Apalagi, saat ini angka pengangguran di Bangladesh sangat tinggi. Kaum muda menjadi kelompok paling sulit mendapat kerja di Bangladesh.
Menurut Bank Dunia, Bangladesh di bawah Hasina sebenarnya menunjukkan penguatan ekonomi. Akan tetapi Bangladesh menjadi salah satu negara yang paling lambat pulih ekonominya pascapandemi.