Banjir Bandang di Afghanistan Tewaskan 50 Orang

19 Mei 2024 4:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi banjir. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi banjir. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setidaknya 50 orang tewas akibat banjir bandang di Afghanistan barat. Hal tersebut berdasarkan data yang disampaikan oleh pihak kepolisian, Sabtu (18/5).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, para penduduk berhasil mencapai tempat aman di lokasi yang lebih tinggi hanya beberapa menit sebelum banjir bandang tiba.
Banjir tersebut terjadi pada Jumat (17/5), menghancurkan sekitar dua ribu rumah, kata juru bicara polisi Ghor Abdul Rahman Badri dalam sebuah pernyataan.
Curah hujan pada musim semi yang berada di atas rata-rata menjadi penyebab banjir bandang ini.
"Lima puluh warga provinsi Ghor tewas akibat banjir pada hari Jumat dan sejumlah lainnya hilang,” kata Badri.
“Banjir dahsyat ini juga telah membunuh ribuan ternak. Banjir telah menghancurkan ratusan hektare lahan pertanian, ratusan jembatan dan gorong-gorong, serta menghancurkan ribuan pohon," sambungnya.
Seorang warga distrik Firozkoh di Ghor mengatakan bahwa dia dan keluarganya berlari ke tempat yang lebih tinggi ketika peringatan banjir menyeruak.
ADVERTISEMENT
“Dalam waktu lima menit setelah kami melarikan diri, banjir bandang yang besar dan mengerikan datang dan menghanyutkan segalanya. Saya menyaksikan banjir menghancurkan rumah saya dengan mata kepala sendiri,” kata Zahir Zahid.
“Wanita dan anak-anak, semua orang menangis,” katanya.
“Di daerah kami, sekitar seratus rumah hanyut terbawa banjir, tidak ada yang tersisa, banjir merenggut semuanya," sambungnya.
Warga Ghor, Sherzai, juga kehilangan segalanya akibat banjir tersebut. Banjir memang biasa terjadi di wilayah tersebut pada musim semi, namun ia terkejut dengan besarnya banjir yang terjadi.
“Kami kira seperti dulu, kami kira kalau banjir datang tidak besar, tapi derasnya,” ujarnya.
"Itu merenggut semua yang ada di rumah kami, tidak ada yang tersisa."
Obaidullah Muradian, kepala departemen penanggulangan bencana provinsi tersebut, mengatakan peristiwa ini merupakan “situasi darurat”.
ADVERTISEMENT
Banjir melanda beberapa distrik di provinsi tersebut, termasuk ibu kota Chaghcharan, di mana jalanannya penuh lumpur. Para warga yang terdampak membutuhkan tempat berlindung, makanan, dan air bersih.
“Situasinya sungguh memprihatinkan," ucap Muradian.