Banjir Besar Libya dan Bendungan Derna Minim Perawatan yang Kerap Jebol

15 September 2023 16:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria berjalan melewati reruntuhan, setelah badai dahsyat dan hujan lebat melanda Libya, di Derna, Libya, Rabu (13/9/2023). Foto: Esam Omran Al-Fetori/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria berjalan melewati reruntuhan, setelah badai dahsyat dan hujan lebat melanda Libya, di Derna, Libya, Rabu (13/9/2023). Foto: Esam Omran Al-Fetori/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bencana besar mengguncang Libya. Badai memicu banjir di timur negara ini menewaskan 5000 orang lebih.
ADVERTISEMENT
Data teranyar korban jiwa dirilis oleh Doctors Without Borders pada Kamis (14/9) waktu setempat.
Jumlah korban jiwa diprediksi meningkat. Sebab, keterangan otoritas di timur Libya masih ada 10 ribu warga hilang. Data orang hilang belum bisa diverifikasi secara independen oleh CNN.
Laporan Komite Palang Merah Internasional rumah, gedung dan infrastruktur hancur lebur saat gelombang setinggi 7 meter menghantam kota.
Orang-orang berjalan di antara reruntuhan, setelah badai dahsyat dan hujan lebat melanda Libya, di Derna, Libya, Rabu (13/9/2023). Foto: Esam Omran Al-Fetori/REUTERS
Dengan ribuan orang tewas serta masih banyak hilang, muncul pertanyaan kenapa badai yang juga menghantam Yunani dan negara lainnya begitu mengerikan di Libya.
Sejumlah pengamat mengungkap ada beberapa faktor utama menyebabkan begitu parah dampak banjir, di antaranya usia bendungan yang tua, buruknya infrastruktur, sampai sejarah banjir.

Derna Rawan Banjir

Pemandangan menunjukkan mobil rusak, setelah badai dahsyat dan hujan deras melanda Libya, di Derna, Libya, Rabu (13/9/2023). Foto: Esam Omran Al-Fetori/REUTERS
Derna adalah wilayah paling terdampak banjir. Ternyata Derna dikenal rawan banjir.
ADVERTISEMENT
Bendungan Derna tercatat sudah lima kali jadi penyebab banjir mematikan sejak 1942.
Menurut makalah penelitian Universitas Sebha Libya yang dirilis pada tahun lalu, bencana banjir akibat bendungan jebol terakhir kali terjadi 2011.
Dua bendungan yang jebol pada Senin pekan ini, dibangun setengah abad lalu tepatnya pada 1973 dan 1977 oleh perusahaan konstruksi Yugoslavia.
Bendungan Derna setinggi 75 meter. Bendungan ini memiliki daya tampung mencapai 18 juta kubik.
Bendungan kedua, Mansour, setinggi 45 meter dan memiliki kapasitas 1,5 juta meter kubik.
Wakil Wali Kota Derna, Ahmed Madroud, mengatakan terakhir kali perawatan bendungan dilakukan pada 2002.
Dari makalah Universitas Sebha, sebenarnya masalah utama bendungan sudah teridentifikasi.
Orang-orang berjalan di lumpur di antara reruntuhan, setelah badai dahsyat dan hujan deras melanda Libya, di Derna, Libya, Rabu (13/9/2023). Foto: Esam Omran Al-Fetori/REUTERS
Makalah memperingatkan potensi banjir besar. Oleh sebab itu, pemeliharaan berkala wajib dilakukan demi menghindari bencana.
ADVERTISEMENT
"Jika terjadi banjir besar maka dampaknya akan sangat merugikan penduduk lembah dan kita," kata makalah tersebut seperti dikutip dari CNN.
Makalah itu juga mengungkap area sekitar tak punya cukup area vegetasi, yang dapat menghambat erosi tanah.
"Warga setempat harusnya disadarkan akan bahaya banjir," jelas mereka.
Profesor Risiko dan Ketahanan Iklim Universitas Reading, Liz Stephens, mempertanyakan mengenai standar rancangan dari bendungan. Ia bahkan tidak mengetahui apakah risiko hujan deras sudah diperhitungkan atau belum.
"Sangat jelas bila bendungan ini tidak jebol maka tidak akan ada jumlah kematian yang tragis," kata Stephens.
Derna pun merupakan korban dari pertempuran yang kerap membara di Libya. Akibatnya infrastruktur, termasuk bendungan, mengalami kerusakan.
Derna pernah menjadi tempat pertempuran ISIS sampai komando timur Libya pimpinan Khalifa Haftar. Kondisi bendungan semakin parah karena hantaman badai Daniel pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT