Banjir di Labuan Disebabkan Tersendatnya Aliran di Muara Sungai

1 Januari 2019 12:45 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir masih melanda di sejumlah permukiman di Labuan.. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Banjir masih melanda di sejumlah permukiman di Labuan.. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pandeglang Asep Rahmat mengatakan banjir yang melanda Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang disebabkan oleh tersendatnya aliran air di Sungai Cipunten Agung. Menurut dia, daerah itu merupakan area terdampak tsunami.
ADVERTISEMENT
"Jadi itu kan terkena tsunami, dan di muara sungai (Cipunten Agung) itu masih banyak kapal terdampar, sehingga aliran sungai tidak bisa langsung ke laut," ujar Asep, saat dihubungi kumparan, Selasa (1/1). "Ditambah intensitas hujan saat ini sangat tinggi. Jadi banjir."
Asep belum mendapat informasi dari tim lapangan berapa jumlah pasti rumah yang terendam banjir. Menurut dia, banjir terparah berada di Desa Teluk dan permukiman sekitar Pasar Labuan. "Tim kami saat ini juga sedang ke lapangan, mendata beberapa rumah," ujar dia.
Petugas berjaga dengan menggunakan perahu karet di daerah terdampak banjir, Labuan, Banten. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas berjaga dengan menggunakan perahu karet di daerah terdampak banjir, Labuan, Banten. (Foto: Dok. Istimewa)
Laporan sementara tim, kata Asep, menyebut mayoritas warga di permukiman yang terdampak banjir itu masih tinggal di posko pengungsian. "Karena sebagian dari mereka ini belum menetap di rumahnya lagi pascatsunami, masih ada di posko pengungsian di kecamatan setempat," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Asep menilai selama kapal nelayan yang berada di muara Sungai Cipunten Agung, banjir akan terus melanda Kecamatan Labuan. Apalagi, kondisi curah hujan yang tinggi saat ini, membuat daerah itu rawan terendam air.
Banjir kembali melanda Kecamatan Labuan pada Senin (31/12). Berdasarkan keterangan warga setempat, Yamin, banjir dipicu hujan deras. Yamin mengatakan luapan air dari Sungai Cipunten Agung setinggi satu meter. Di daerah lain, kata Yamin, bahkan genangan air sampai atap rumah. Hingga siang ini, luapan air masih menggenangi sejumlah rumah di Labuan.
Banjir di Kecamatan Labuan ini merupakan kali kedua yang terjadi di daerah itu pascatsunami. Pertama kali, banjir akibat luapan sungai terjadi pada Minggu (23/12). Saat itu, ada sekitar 1.014 rumah warga yang sebelumnya dihantam tsunami kini direndam banjir. Ketinggian air diperkirakan mencapai lebih dari satu meter.
ADVERTISEMENT