Banjir di Legian Surut, Warga Mulai Bersih-bersih

7 Desember 2021 11:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Jalan Dewi Sri, Legian, Kuta, Bali membersihkan sisa-sisa banjir. Foto: Denita br Matondang/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga Jalan Dewi Sri, Legian, Kuta, Bali membersihkan sisa-sisa banjir. Foto: Denita br Matondang/Kumparan
ADVERTISEMENT
Banjir yang melanda Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, telah surut. Warga mulai membersihkan sisa-sisa banjir berupa lumpur dan sampah-sampah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan warga yang tinggal di Jalan Dewi Sri IV bernama Ayu (50) banjir surut Selasa (7/12), pukul 06.00 WITA. Kawasan ini merupakan salah satu titik banjir terparah di Legian, dengan ketinggian hingga 2 meter.
"Kemarin banjir di sini mulai tinggi sampai sepinggang lebih itu jam 03.00 WITA dan baru surut jam 06.00 WITA tadi," kata dia sambil membersihkan rumahnya.
Warga Jalan Dewi Sri, Legian, Kuta, Bali membersihkan sisa-sisa banjir. Foto: Denita br Matondang/Kumparan
Ayu tinggal di sebuah rumah beton ukuran 5 x 5 meter yang memiliki sekat triplek. Rumah itu dicat warna hijau yang telah kotor. Pada sekat pertama, Ayu mendirikan sebuah toko kelontong.
Pada sekat kedua, tempat Ayu tidur bersama anak semata wayangnya, yang masih usia 17 tahun. Terdapat sebuah tempat tidur tanpa kasur dan meja lusuh, serta kamar mandi kecil di sampingnya.
ADVERTISEMENT
"Saya tidur di sini sama anak saya, tempat tidur kami hancur, meja belajar anak saya rusak. Buku-bukunya banyak yang basah," kata dia sambil menitikkan air mata menunjukkan kerusakan barang di rumahnya.
Warga Jalan Dewi Sri, Legian, Kuta, Bali membersihkan sisa-sisa banjir. Foto: Denita br Matondang/Kumparan
Pada sekat ketiga, yang terletak di samping sekat pertama dan kedua, Ayu mendirikan sebuah warung makan. Sambil menangis, Ayu membersihkan sisa banjir tersebut seorang diri. Anaknya terpaksa mengikuti sekolah daring menumpang di rumah temannya.
Ia juga tak bisa menaksir total kerugian akibat banjir ini. Ia berharap pemerintah dapat mencegah banjir di kemudian hari.
"Susah ibu mau menghitung, motor rusak, kulkas rusak, barang jualan rusak, semua rusak, mesin (sanyo) air rusak, pemerintah mana mau kasih apa. Pandemi begini ibu susah dapat penghasilan," kata perempuan asal Karangasem ini.
Warga Jalan Dewi Sri, Legian, Kuta, Bali membersihkan sisa-sisa banjir. Foto: Denita br Matondang/Kumparan
Sementara itu, Komang Arjaya, pemilik toko jahit, mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 20 juta. Baju pesanan pelanggannya terpaksa dijahit ulang. Baju yang sudah jadi terpaksa dijemur ulang. Ia sibuk bersama istrinya membersihkan lantai tokonya.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di lokasi ini, sebagian besar warga juga mulai tampak mencuci dan menjemur barang mereka yang terimbas banjir. Aktivitas warga di sepanjang area Jalan Dewi Sri mulai berjalan normal. Pertokoan, vila, hingga warung kecil mulai buka. Namun, ada beberapa toko yang tutup.
Warga Jalan Dewi Sri, Legian, Kuta, Bali membersihkan sisa-sisa banjir. Foto: Denita br Matondang/Kumparan
Cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang melanda Pulau Dewata menyebabkan banjir di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Minggu (5/12) dan Senin (6/12) kemarin.
Akibatnya seluas 275 hektar kawasan Legian banjir. Menurut Ketua LPM Legian I Wayan Puspa Negara tinggi banjir antara 30 sentimeter sampai 2 meter.