Banjir Lahar Gunung Marapi: 37 Orang Tewas; Jalan Padang-Bukittinggi Putus

13 Mei 2024 6:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga menyaksikan kondisi mobil truk yang terdampak banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/4/2024). Foto: Al Fatah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga menyaksikan kondisi mobil truk yang terdampak banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/4/2024). Foto: Al Fatah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi menerjang Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu malam (11/5). Sebanyak 37 orang dilaporkan tewas.
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Padang, Abdul Malik, mengatakan puluhan korban tewas itu tersebar di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
"Kami laporkan informasi, sesuai data dari posko sudah 37 orang yang meninggal dunia," ujar Abdul, Minggu (12/5).
Dikatakan Abdul dari 37 korban meninggal, 34 orang di antaranya telah teridentifikasi. Sebagian jenazah juga telah dijemput pihak keluarga.
"Tiga korban belum teridentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Padang. Beberapa yang meninggal sudah dibawa ke rumah duka," ucapnya.

17 Orang Masih Hilang

Petugas membantu mengevakuasi warga yang terdampak banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/4/2024). Foto: Al Fatah/ANTARA FOTO
Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Padang mencatat 17 orang korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) masih belum ditemukan. Angka ini terhitung sejak pukul 21.03 WIB, Minggu (12/5).
ADVERTISEMENT
Para korban yang dinyatakan hilang ini tersebar di dua kabupaten yakni Agam dan Tanah Datar. Sementara, operasi SAR pencarian dihentikan sementara karena situasi hujan.
Abdul menyebutkan korban hilang terbanyak berada di Kabupaten Tanah Datar yakni 14 orang. Para korban tersebar berasal dari empat kecamatan. Sementara tiga korban hilang lainnya berada di wilayah Kabupaten Agam dari dua kecamatan.
"Untuk korban meninggal kami laporkan informasi, sesuai data dari posko sudah 37 orang yang meninggal dunia," ucapnya.

Jalan Padang-Bukittinggi Putus di Silaiang

Foto udara sejumlah kendaraan yang terperosok dan kondisi jalan nasional yang putus di kawasan Silaiang, Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu (12/5/2024). Foto: Beni Wijaya/ANTARA FOTO
Jalan lintas nasional di Silaiang, Sumatera Barat (Sumbar) putus total karena diterjang banjir bandang pada Minggu (12/5) dini hari. Jalur ini merupakan penghubung Padang-Bukittinggi dan sekitarnya.
Aspal jalan hilang, tempat pemandian rekreasi keluarga di pinggir kawasan sepanjang jalur ini juga rusak. Termasuk, bangunan Kafe Xakapa, karena berada di pinggir aliran sungai. Kafe ini cukup populer bagi pengendara lintas Sumatera karena berada di dekat kawasan Air Terjun Lembah Anai.
ADVERTISEMENT
Sejumlah truk juga terbawa arus banjir. Belum diketahui apakah ada korban jiwa atau tidak. Kondisi jalan di Silaiang cukup parah. Aspal telah terkikis.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Faisol Amir, meminta pengendara untuk melewati sejumlah jalur alternatif bila ingin ke Kota Bukittinggi dan sekitarnya. Di antaranya melintasi Kelok 44 di Kabupaten Agam atau Sitinjau Lauik, Kabupaten Solok.

Penjelasan BMKG soal Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar

Sejumlah warga dan petugas gabungan membersihkan material kayu akibat banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/4/2024). Foto: Al Fatah/ANTARA FOTO
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, penyebab banjir lahar dingin ini tidak hanya karena erupsi. BMKG sudah mendeteksi terdapat gempa kecil dalam sebulan terkahir.
"Penyebab tidak hanya satu penyebab erupsi, tapi juga pengaruh getaran gempa. Karena BMKG juga mendeteksi selama 1 bulan tedakhir sebelum kejadian bencana ini terjadi terjadi gempa-gempa kecil magnitudo sekitar 3 ya. Yang cukup mampu meretakkan batuan dan menimbulkan runtuhan batuan," kata Dwikorita dalam konferensi pers di akun YouTube BMKG, Minggu (12/5) malam.
ADVERTISEMENT
Reruntuhan batu tersebut, lanjut Dwikorita, menimbulkan tumpukan bebatuan. Kondisi ini diperparah dengan curah hujan yang cukup tinggi.
Dwikorita juga memperingatkan bahwa hingga 22 Mei ke depan curah hujan dari intensitas ringan hingga ekstrem masih bisa terjadi. Ia meminta masyarakat untuk memperhatikan peringatan dini dari BMKG.
"Untuk itu kami mengimbau agar terus memonitor memantau perakiran cuaca dan peringatan dini hujan lebat dan ekstrem yang dikeluarkan BMKG setiap hari mohon dicek seperti di lokasi tadi," sambungnya.
Terkahir, Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk menghindari kawasan yang berdekatan dengan aliran sungai.