Banjir Rob Terjang Desa Eretan Kulon Indramayu, 7 Rumah Rusak Parah

29 Januari 2025 13:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu rumah yang terdampak banjir rob akibat tembok penahan ombak jempol di Blok Kibuyut, Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. (29/1/2025). Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu rumah yang terdampak banjir rob akibat tembok penahan ombak jempol di Blok Kibuyut, Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. (29/1/2025). Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Ratusan rumah di beberapa blok Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terendam banjir rob pada Rabu pagi (29/1).
ADVERTISEMENT
Banjir yang disebabkan oleh ombak tinggi mencapai 3 hingga 4 meter ini mengakibatkan beberapa tanggul penahan jebol. Air laut pun masuk ke permukiman warga.
Menurut keterangan salah satu warga, Rajidin (55), air mulai masuk ke permukiman pada pukul 06.00 WIB. Hingga pukul 13.00 WIB, air masih menggenang.
“Air pasang terus, tanggulnya jebol karena dihantam ombak, jadinya banjir,” ungkapnya kepada kumparan Rabu (29/1/2025).
Rajidin juga menyebutkan bahwa ini adalah banjir rob terparah di tahun 2025, dengan ketinggian air mencapai 40 cm sampai 1 meter.
“Rumah saya juga hancur,” katanya.
Tujuh Rumah Rusak Parah akibat banjir rob terjang Desa Eretan Kulon Indramayu, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Rabu pagi (29/1/2025). Foto: Dok. kumparan
Suasana banjir rob terjang Desa Eretan Kulon Indramayu, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Rabu pagi (29/1/2025). Foto: Dok. kumparan
Akibat bencana ini, banyak warga terpaksa mengungsi ke rumah saudara atau tetangga yang tidak terdampak.
Kata Polisi
Kapolsek Kandanghaur, AKP Surahmat, mengatakan sejak pagi hari, banjir rob akibat cuaca buruk dan hujan terus-menerus telah merendam sejumlah kawasan.
ADVERTISEMENT
“Ada dua titik tanggul yang jebol, sehingga air laut masuk ke permukiman,” jelasnya.
Hingga saat ini, kerusakan rumah tercatat sebanyak tujuh unit, namun pihak kepolisian masih terus melakukan pendataan.
“Kerusakannya cukup parah, rumah-rumah terdampak ombak dan banjir rob,” ujar Surahmat.
Sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) telah dievakuasi ke balai desa Kertawinangun, sementara 72 KK lainnya mengungsi di tempat-tempat yang lebih aman.
“Kami sudah memberikan bantuan makanan ringan dan air mineral kepada para pengungsi,” katanya.
Beberapa warga mengalami luka-luka akibat hantaman ombak, dan sudah mendapat perawatan medis.