Bank DKI Sempat Alami Gangguan IT hingga Kebocoran Dana, Berapa Kerugiannya?

9 April 2025 16:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melambaikan tangan usai meninjau sistem pengolahan sampah di Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta, Kamis (20/3/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melambaikan tangan usai meninjau sistem pengolahan sampah di Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta, Kamis (20/3/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bank DKI sempat mengalami kebocoran dana akibat gangguan sistem perbankan yang terjadi pada 29 Maret 2025 lalu. Imbasnya, Direktur IT Bank DKI, Amirul Wicaksono dicopot. Pramono dan juga tim Bank DKI akan melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung di Balai Kota, Rabu (9/4). Berapa jumlah duit yang bocor dan kerugian negara dalam perkara ini?
Pramono enggan menjawab. Katanya, besaran kebocoran dana akan diumumkan oleh Bareskrim Polri bersama Bank DKI.
“Jumlah angkanya yang tahu direksi Bank DKI,” ujarnya di Balai Kota, Jakarta Pusat pada Rabu (9/4).
“Biar kepolisian, Bareskrim sama Bank DKI menyampaikan,” tambahnya.
Transaksi digital via JakOne Bank DKI. Foto: Bank DKI
Namun, Pramono memastikan kebocoran dana ini dipastikan tidak akan berdampak kepada para nasabah.
“Sama sekali tidak ada dampak kepada nasabah. Karena yang diganggu itu adalah rekeningnya Bank DKI yang ada di Bank BNI. Sehingga dengan demikian sebenarnya kepada nasabah tidak ada gangguan sama sekali,” ujarnya.
“Maka sejak kemarin saya sudah meminta untuk seluruh fasilitas transaksi yang dimiliki oleh Bank DKI dinormalkan kembali. Sehingga dengan demikian, sama sekali tidak ada nasabah yang dirugikan,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Pramono memastikan, dana yang bocor bukanlah dana untuk Kartu Jakarta Pintar (KJP) maupun Bansos.
“Enggak, enggak. Ini adalah dana yang semacam dana deposito atau dana cadangan yang dimiliki oleh Bank DKI,” ujarnya.
Gangguan sistem perbankan itu sendiri terjadi sejak 29 Maret 2025. Pada tanggal 30 Maret 2025 banyak nasabah yang mengeluh tak bisa melakukan transaksi.
Bank DKI memastikan bahwa apa yang terjadi bukanlah serangan hacker. Kini, sistem perbankan Bank DKI sudah kembali normal.