Bank Mandiri Tahan Kredit Baru untuk Karyawan Freeport

24 Maret 2017 18:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Gedung Bank Mandiri di Jakarta. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Bank Mandiri di Jakarta. (Foto: Wikimedia Commons)
Belum adanya titik temu antara PT Freeport Indonesia (PTFI) dan pemerintah berdampak pada penyaluran kredit untuk karyawan. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebagai salah satu penyedia kredit untuk karyawan Freeport memutuskan menahan kredit baru hingga ada kejelasan terkait kelangsungan pendapatan karyawan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat tersebut.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Nafas‎ mengatakan, penahanan sementara kredit hanya bagi karyawan Freeport yang mengajukan kredit baru-baru ini. Penahanan dilakukan untuk kredit kepemilikan rumah maupun keperluan lainnya.
"Karyawan kan berarti sumber pembayaran (cicilan) dari gaji, kalau bulan depan belum ada kepastian gaji, jadi nanti dulu (pengucuran kreditnya)," kata Rohan ketika ditemui di Kantor Kementerian Tenaga Kerja, Jakarta, Jumat (24/3).
Sementara bagi karyawan Freeport yang sudah menerima kredit dari Mandiri, Rohan menyebutkan hingga saat ini belum ada debitur yang bermasalah pembayarannya. Jika terjadi kredit bermasalah ke depanya, dia mengatakan hal tersebut adalah risiko bisnis.
Karyawan Freeport di depan Gedung DPR (Foto: Mustaqim Amna/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan Freeport di depan Gedung DPR (Foto: Mustaqim Amna/kumparan)
Namun ia mengaku belum melihat data lengkap mengenai jumlah karyawan Freeport yang sudah mendapatkan kredit dari Mandiri, seperti KPR atau kredit kendaraan.
ADVERTISEMENT
"Kami akan jaga tingkat kredit bermasalah di posisi tertentu. Angka penyaluran kredit (ke karyawan Freeport) sekitar Rp 600 miliar. Kalau misalnya diasumsikan harga rumah sekitar Rp 300-500 miliar, berarti mungkin sekitar 1.000-2.000 karyawan yang sudah berjalan kreditnya," terangnya.
‎Penahanan penyaluran kredit ke karyawan Freeport, kata Rohan, bukan masalah adanya perselisihan antara Freeport dengan pemerintah. Namun lebih kepada persoalan hubungan bisnis.
"Kami ini berbisnis saja, kalau mulai di gaji lagi (karyawannya) kami akan mulai lagi penyaluran kredit," tuturnya.