Bantahan PSI Usai Dianggap Dukung Prabowo karena Petunjuk Jokowi

5 Agustus 2023 8:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tiba di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tiba di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, membantah jika pertemuan partainya dengan capres sekaligus Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, adalah petunjuk Presiden Jokowi. PSI, kata Grace, hingga saat ini masih tak mau terburu-buru mendukung capres.
ADVERTISEMENT
"Sabar dulu. Ojo kesusu (jangan buru-buru) kalau kata Pak Jokowi. Siapa tahu nanti ujungnya Pak Prabowo duet sama Pak Ganjar," kata Grace saat kepada kumparan, Jumat (4/8).
Grace memastikan, PSI masih tegak lurus menjadikan Jokowi sebagai patokannya. Sehingga mereka akan mendukung siapa pun capres yang dianggap bisa melanjutkan program-program Jokowi.
"Ada kecenderungan setiap pergantian kepemimpinan, tidak mau melanjutkan pekerjaan pendahulunya. Yang rugi kita semua. Kompas kami Pak Jokowi. Tidak ada yang berubah," ungkap Grace.
Dalam pertemuan dengan Prabowo, PSI menyebut mereka masih punya sejumlah mekanisme internal sebelum menentukan dukungan capres, termasuk Kopdarnas 22 Agustus 2023 mendatang.
"Disimak saja (kepastian dukung Prabowo). Ada niat baik dari Pak Prabowo melanjutkan apa yang diperjuangkan Pak Jokowi," kata Grace usai bertemu Prabowo.
ADVERTISEMENT

Sinyal Dukungan Jokowi?

Presiden Jokowi bertemu Erick Thohir dan Prabowo Subianto di Istana Bogor, Jawa Barat. Foto: Instagram/@prabowo
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Khoirul Umam, menilai sikap PSI ini tak lepas dari petunjuk politik Jokowi. Apalagi PSI adalah salah satu parpol yang manut dengan Jokowi, bahkan punya tagline "tegak lurus dengan Pak Jokowi".
"Mencermati kedekatan Jokowi dengan PSI, yang salah satunya diindikasikan oleh keberadaan Kaesang dalam mesin politik PSI, maka beloknya arah dukungan PSI ini tidak lepas dari petunjuk politik Jokowi," kata Umam saat dihubungi, Jumat (4/8).
"Sikap dan keputusan politik PSI yang semula mendukung Ganjar dan kini cenderung mendukung Prabowo, besar kemungkinan atas sepengetahuan dan restu politik Jokowi," imbuhnya.
Karena itu, kata dia, setelah merapatnya jaringan relawan Jokowi ke Prabowo, sikap PSI semakin mempertegas orang di lingkaran Jokowi makin solid mendukung Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Konsolidasi sel-sel pendukung Jokowi di kubu Prabowo ini semakin menunjukkan perlawanan terbuka Jokowi pada mesin politik pencapresan Ganjar yang diusung PDIP," kata dia.

Sinyal Putar Haluan PSI

Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan DPP Partai Solidaritas Indonesia, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pertemuan PSI dengan Prabowo juga dianggap sebagai sinyal putar haluan dukungan capres. Sebab pada 2022 lalu, PSI sejatinya sudah mendorong duet Ganjar Pranowo-Yenny Wahid, namun dukungan itu tak diakui bahkan mendapat sindiran soal etika politik dari PDIP.
Saat membangun komunikasi dengan Prabowo, PSI merasa tersanjung karena didatangi langsung oleh capres yang diusung Gerindra-PKB itu. Sebagai partai yang belum masuk parlemen dan punya suara 1,8% di nasional, kunjungan Prabowo itu sangat berkesan.
"Isinya juga anak-anak kecil, bocil ingusan tapi partai pemenang kedua pemilu berkenan datang mendatangi," kata Grace di lokasi, Rabu (2/8).
ADVERTISEMENT

Disindir PDIP soal Etika Politik

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers di Rumah Aspirasi Menteng Jakarta Pusat, Kamis (6/7/2023). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Pada 3 Oktober 2022 lalu PSI sudah curi start mengumumkan dukungannya untuk Ganjar-Yenny Wahid. Padahal saat itu PDIP, sebagai partai asal Ganjar, belum mengumumkan capres mereka.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun menyindir PSI dengan membicarakan soal deklarasi capres. Ia juga menyebut deklarasi PSI adalah usaha untuk memperebutkan efek ekor jas agar bisa menggenjot elektabilitas partai.
“Dalam situasi seperti ini menempatkan capres dan cawapres sepertinya memperebutkan efek ekor jas,” ungkap Hasto setelah menghadiri acara diskusi di Para Syndicate, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
“Mencalonkan capres dan cawapres bukan untuk melakukan dansa elektoral, bukan juga untuk memperebutkan efek ekor jas. Namun juga dilakukan dengan penuh kesadaran terhadap masa depan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Hasto sempat memberi sinyal PSI tidak/belum diakui sebagai pendukung Ganjar Pranowo sebab belum ada komunikasi politik.
"Namanya beri dukungan lakukan komunikasi-komunikasi politik. Pak OSO intens. Bu Mega bagi ruang kerja sama sangat baik. Ahmad Basarah ditugaskan komunikasi dengan Pak OSO. Jadi bangun hal positif," ucap Hasto, Kamis (27/4).
"Kami penuhi aspek kultural, aspek di mana bangun kerja sama bukan tiba-tiba ambil keputusan. Jadi etika politik harus di kedepankan," imbuhnya kembali bicara etika politik untuk PSI.
Ade Armando gabung PSI. Foto: YouTube/PSI
Setelah deklarasi itu, PSI masih belum bertemu dengan PDIP. Malah yang datang adalah Prabowo. Politikus PSI, Ade Armando, kemudian sempat meluapkan kekesalannya.
"Ketika PSI mendukung Ganjar sebagai capres, kami diludahi PDIP,” kata Ade dalam cuitannya di akun Twitter @adearmando61, Kamis (3/8). kumparan sudah meminta izin Ade Armando untuk mengutip twitnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, ketika Prabowo bersedia datang ke PSI sangat disambut terbuka oleh elite dan kader PSI. Ade menilai, itu sikap yang sangat wajar.
"Sekarang Prabowo datang ke markas PSI, ya pasti kami terima dengan bersahabat,” pungkasnya.