Bantuan dari AS Berhenti, Sudan Dihantam Kelaparan

13 Februari 2025 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saddam Najwa, seorang anak pengungsi internal yang kekurangan gizi dan berusia 17 bulan mengulurkan tangan untuk mendapatkan secangkir air di bangsal anak Rumah Sakit Bunda Maria di Gidel, Kordofan Selatan, Sudan. Foto: Thomas Mukoya/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Saddam Najwa, seorang anak pengungsi internal yang kekurangan gizi dan berusia 17 bulan mengulurkan tangan untuk mendapatkan secangkir air di bangsal anak Rumah Sakit Bunda Maria di Gidel, Kordofan Selatan, Sudan. Foto: Thomas Mukoya/Reuters
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kali setelah dua tahun perang saudara pecah di Sudan, dapur umum kini tak bisa melayani warga lagi. Itu disebabkan penghentian bantuan dari Amerika Serikat ke negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Penghentian aliran bantuan lewat USAID merupakan kebijakan dari Presiden AS Donald Trump yang baru dilantik pada Januari 2025 lalu. Trump menghentikan bantuan luar negeri ke negara-negara asing lewat USAID.
Seorang relawan di Sudan, yang namanya dirahasiakan, menyebut pihak dapur bantuan kini sulit mencari uang untuk tetap menjalankan fungsinya. Wilayah paling terdampak dari putusnya bantuan adalah Ibu Kota Khartoum.
Asha Kano Kavi, seorang perempuan pengungsi internal dari Kadugli, menyajikan daun-daun liar yang direbus sebagai makanan untuk anak-anak yatim piatu di Kamp Pengungsian Bruam di Pegunungan Nuba, Kordofan Selatan, Sudan. Foto: Thomas Mukoya/Reuters
“Orang-orang akan mati karena keputusan itu,” ucap relawan itu seperti dikutip dari Reuters.
Relawan lainnya menambahkan, sejumlah dapur umum bantuan langsung tutup beberapa saat usai Trump mengumumkan penutupan USAID.
Dia menjelaskan, dulunya ada 40 dapur di Khartoum. Keberadaan dapur tersebut bisa memberi makan 30 ribu sampai 35 ribu orang setiap harinya.
“Wanita dan anak-anak ditolak dan kami tidak dapat menjanjikan kapan kami dapat memberi mereka makan lagi,” ucap dia.
Pengungsi Sudan menunggu jatah makanan mereka selama distribusi makanan di samping truk Program Pangan Dunia (WFP) di Bentiu pada 7 Februari 2023. Foto: Simon Maina / AFP
Perang saudara di Sudan pecah sejak 2023. Mereka yang bertempur adalah militer Sudan melawan kelompok paramiliter RSF.
ADVERTISEMENT
Perang menyebabkan puluhan ribu orang tewas. Sebanyak 12 juta warga Sudan terpaksa mengungsi demi menghindari perang.
Kondisi Sudan semakin memprihatinkan akibat 25 juta orang menderita rawan pangan.
Sebelum ditutup, keberadaan dapur umum menjadi faktor pencegah terjadinya kelaparan. Dan, keberadaan dapur umum bergantung pada pendanaan dari AS.
Ilustrasi USAID. Foto: Shutterstock
"Dampak dari keputusan untuk menarik dana secara tiba-tiba ini memiliki konsekuensi yang mengakhiri hidup," ucap pemimpin tim medis di Doctors Without Borders (MSF) Javid Abdelmoneim, di kota kembar Khartoum, Omdurman, kepada AFP.
"Ini adalah bencana lain bagi orang-orang di Sudan, yang telah menderita akibat kekerasan, kelaparan, runtuhnya sistem perawatan kesehatan, dan tanggapan kemanusiaan internasional yang menyedihkan," tambahnya.