Bantuan Indonesia untuk Ghouta, Suriah

8 Maret 2018 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Bantuan ke Ghouta (Foto: Rumah Zakat)
zoom-in-whitePerbesar
com-Bantuan ke Ghouta (Foto: Rumah Zakat)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konflik kemanusiaan yang terjadi di tanah Suriah seperti tidak ada habisnya. Beberapa waktu lalu, serangan udara kembali memenuhi kota Ghouta, Suriah. Tak hanya menghancurkan rumah dan gedung, serangan tersebut juga menyebabkan 300 warga sipil meninggal dan 1.400 lainnya terluka.
ADVERTISEMENT
Serangan udara yang terjadi membuat sekitar 400.000 warga Ghouta hidup dalam ketakutan. Kondisi di Ghouta yang dikepung sejak 2013, telah semakin mengkhawatirkan. Warganya mengalami kekurangan pangan, obat-obatan dan kebutuhan dasar lainnya. Karena itulah, Rumah Zakat mendistribusikan bantuan pangan bagi sekitar 900 warga Suriah di Ghouta.
Imbas dari konflik yang tiada usai, warga sipil terutama anak-anak pun menjadi korbannya. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan bahwa hampir 12% anak-anak di Ghouta Timur menderita gizi buruk akut, tingkat tertinggi yang pernah tercatat sejak dimulainya perang di Suriah. Sedikitnya, 5 dari 130 anak meninggal karena kelaparan dan kurangnya tindakan medis.
com-Roti untuk Suriah (Foto: Rumah Zakat)
zoom-in-whitePerbesar
com-Roti untuk Suriah (Foto: Rumah Zakat)
“Harga makanan di pasar sangat tinggi, orang hanya makan satu kali sehari. Ada banyak orang yang mengemis di jalanan, anak-anak, orang tua, ini masalah besar,” tutur Al-Shami, salah satu warga Ghouta yang kehilangan 10 anggota keluarganya saat rumah mereka diserang.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu meringankan kondisi anak-anak Suriah yang mengalami kekurangan makanan, Rumah Zakat pun mendistribusikan roti untuk 1.000 anak-anak di Ghouta Timur.
“Anak-anak ini tertahan di tempat-tempat pengungsian, mereka tidak bisa keluar. Karena jika mereka keluar, mereka bisa saja terkena bom yang terus dilancarkan ke pemukiman warga sipil. Akibatnya, mereka kedinginan dan kelaparan di dalam tempat pengungsian,” jelas Andri Murdianto, Crisis Center Department Head Rumah Zakat.