Bantuan Rumah Belum Rampung, Warga Kampung Nelayan Sorong Curhat ke Wapres

7 Juni 2024 12:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengunjungi Pemukiman Nelayan Malawei, Kota Sorong, Jumat (7/6). Foto: Dok. BPMI Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengunjungi Pemukiman Nelayan Malawei, Kota Sorong, Jumat (7/6). Foto: Dok. BPMI Setwapres
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Presiden Ma'ruf Amin, meninjau Kampung Nelayan Malawei, Distrik Manoi, Sorong pada Kamis (6/6). Dalam kunjungannya itu, Ma'ruf mendengarkan curhatan dari warga terkait bantuan rumah untuk nelayan dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
Ibu Yohana Marini, warga yang curhat ke Ma'ruf, mengungkapkan Presiden Jokowi pernah blusukan pada 29 Desember 2014 dan mendengarkan apa-apa saja yang diperlukan warga setempat. Dalam pertemuan itu, Jokowi menyerahkan bantuan sebesar Rp 250 juta untuk pengadaan 10 unit mesin kapal.
Tak hanya itu, Jokowi juga berjanji membangun 350 rumah nelayan untuk warga Kampung Malawei. Namun hingga 2020, baru 40 unit rumah yang terealisasi.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengunjungi Pemukiman Nelayan Malawei, Kota Sorong, Jumat (7/6). Foto: Dok. BPMI Setwapres
“Kami ingin melanjutkan itu, tapi dikatakan bahwa kami harus punya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Saya pergi ke Manokwari, bekerja keras bagaimana mencari tahu mendapatkan amdal itu,” kata Yohana, dikutip Jumat (7/6).
“Ternyata kami tidak bisa karena amdal itu nilainya Rp 800 juta dengan luas lokasi kami 10,5 hektar. Setelah itu, kami cari cara bagaimana bisa mendapatkan AMDAL karena kami tidak punya uang,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Persoalan itu kemudian disampaikan ketika Jokowi kembali berkunjung ke Sorong pada 24 November 2023. Jokowi menyampaikan akan membantu masyarakat Malawei mendapatkan AMDAL.
“Setelah habis foto dengan Bapak Presiden, saya izin. Izin Bapak Jokowi, sebenarnya Bapak datang ini sudah resmikan perumahan kami. 'Oh, di kampung mana, Bu? Nelayan Malawei? Belum dibangun?'. Belum, Pak,” katanya menirukan percakapannya dengan Jokowi saat itu.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengunjungi Pemukiman Nelayan Malawei, Kota Sorong, Jumat (7/6). Foto: Dok. BPMI Setwapres
“Alasannya, Bapak Jokowi, kami sampaikan bahwa kami terkendala di AMDAL. Bapak tanya, AMDAL itu nilainya berapa? Saya bilang Rp 800 juta, Pak. 'Sudah diusahakan?'. Sudah, Pak. 'Bagaimana respon pemerintah?'. Tidak ada respon, Pak,” lanjutnya.
“'Oke, saya yang kerja'. Itu jawab Bapak Jokowi. 'Saya yang kerja. Saya yang akan bantu',” tutur Yohana menirukan ucapan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Yohana mengatakan, Jokowi menginstruksikan kepada Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, terkait masalah itu. AMDAL pun akhirnya jadi dalam 1 bulan 2 minggu.
Terakhir, Yohana pun menyampaikan permohonan kepada Ma'ruf supaya sebelum berakhirnya masa jabatan agar segera membantu merealisasikan sisa rumah bantuan Jokowi yang belum dibangun.
“Jadi mungkin dua permintaan kami terakhir, yaitu Bapak sudah ada di tempat kami, permintaan yang pertama izinkan kami untuk segera di dibangun 310 unit rumah,” ungkapnya.
Yang kedua adalah rekomendasi agar tahun ini paling tidak dapat dibangun 200 rumah.
“Sebelum Bapak tinggalkan tempat ini, Bapak berikan rekomendasi kepada kami, untuk kami antar ke Kementerian PUPR, dalam tahun ini akan dibangun 200 unit rumah,” ujarnya.
Ma'ruf Janji 310 Unit Rumah Akan Segera Dibangun
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengunjungi Pemukiman Nelayan Malawei, Kota Sorong, Jumat (7/6). Foto: Dok. BPMI Setwapres
Menanggapi itu, Ma'ruf memastikan sisa rumah nelayan sebanyak 310 unit akan segera dibangun. Pembangunan itu sudah direncanakan Kementerian PUPR dan akan dimulai dibangun pada 2025.
ADVERTISEMENT
“Yang 310 ini sesuai dengan janji pemerintah, ini akan dilakukan penambahannya. Tahun 2025 sudah direncanakan dari pihak PUPR,” kata Ma'ruf.
Bahkan, Ma'ruf mengungkapkan ukuran rumah akan lebih luas dari yang dijanjikan, yakni dari tipe 36 menjadi tipe 45. Ini untuk menjawab aspirasi masyarakat yang mengeluh bahwa rumah tipe 36 sulit untuk dibangun dapur.
“Jadi sekarang permintaannya diperbesar menjadi tipe 45. Dan dari perencanaan yang sudah disiapkan oleh Dirjen Perumahan itu memang yang akan dibangun, yang akan datang itu tipenya sudah tipe 45. Ini bagian daripada komitmen pemerintah,” ujarnya.
Tak hanya itu, rumah yang dibangun akan lebih sehat. Sehingga para nelayan di Kampung Malawei diharapkan menjadi lebih produktif.
“Hunian juga tidak seperti sekarang ada satu rumah yang dihuni oleh sekian banyak keluarga. Nanti lebih sehat. Dan kita harapkan mereka lebih semangat untuk mencari ikan, menjadi nelayan, dan lebih produktif ke depannya,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT