Banyak Masalah di Pemilu 2024, Sirekap Tetap Dipakai di Pilkada 2024

25 September 2024 12:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Data Sirekap Sabtu (2/3) pukul 19.27 WIB. TPS 004 Bulakan, Cibeber, Cilegon, Banten, suara PSI tertukar dengan suara tidak sah. Foto: Dok. KPU
zoom-in-whitePerbesar
Data Sirekap Sabtu (2/3) pukul 19.27 WIB. TPS 004 Bulakan, Cibeber, Cilegon, Banten, suara PSI tertukar dengan suara tidak sah. Foto: Dok. KPU
ADVERTISEMENT
KPU memastikan tetap menggunakan Sirekap untuk Pilkada 2024. Kendati pada penyelenggaraan Pileg dan Pilpres lalu sempat ada banyak permasalahan.
ADVERTISEMENT
"Sirekap akan digunakan kembali. Dan pada kesempatan ini kami sampaikan, kami bersama pengembang sudah melakukan perbaikan yang signifikan dari sistem komputasi," kata Komisioner KPU Idham Holik dalam rapat dengan Komisi II DPR RI, Rabu (25/9).
Lewat media sosial, pada Pemilu lalu, ramai masyarakat menyebut ada ketidaksesuaian angka antara yang tertera di form C1 dengan yang diupload ke Sirekap. Sehingga muncul dugaan penggelembungan dan seterusnya.
Meskipun sebenarnya, data yang dipakai KPU adalah formulir C1, tetapi masyarakat tetap ada yang aneh dengan Sirekap.
Terkait ini, Idham menyebut data yang ditampilkan nanti pada Sirekap Pilkada 2024 adalah Formulir C1. Dan akan dibuat dalam sistem PDF yang editable.
Komisioner KPU RI Idham Holik di sela meninjau persiapan Pemilu 2024 di Kantor KPU Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (26/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
"Data yang akan ditampilkan untuk informasi publik adalah formulir C Hasil, tidak ada tabulasi tingkat kabupaten kota. Untuk tingkat kecamatan yang akan kami tampilkan adalah formulir B Hasil Kwk dan seterusnya," katanya.
ADVERTISEMENT
"Jadi data yang akan kami tampilkan dalam bentuk image atau PDF adalah hasil rekapitulasi," sambung dia.
Ia meyakini perbaikan ini sudah ada hasilnya. Sebab, bandwitch pun sudah diperbaiki.
"Bandwidthnya lebih besar sehingga trafficnya lebih baik. Kemampuan pembacaan Sirekap lebih baik sehingga tingkat akurasinya lebih baik," katanya.
"Waktu kami simulasi di Depok dan Maros, akurasinya mencapai 99 persen. Kami yakini ke depan akan lebih baik," tutup dia.