Banyuwangi bakal Kembangkan Bahan Bakar dari Sampah

31 Mei 2024 13:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bersama Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani, usai penandatanganan MoU kerja sama pengolahan sampah, di Banyuwangi, Rabu (29/5/2024). Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bersama Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani, usai penandatanganan MoU kerja sama pengolahan sampah, di Banyuwangi, Rabu (29/5/2024). Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus melakukan berbagai langkah pengolahan sampah. Salah satunya, Banyuwangi akan mengolah sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) yang digunakan sebagai alternatif sumber energi bahan bakar industri.
ADVERTISEMENT
RDF merupakan bahan bakar alternatif pengganti batu bara yang diolah dari berbagai jenis sampah, dan digunakan menjadi bahan bakar industri, seperti pabrik semen dan PLTU.
Hal itu segera diimplementasikan setelah Pemkab Banyuwangi menjalin kerja sama dengan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani, di Banyuwangi, Rabu (29/5).
Menurut Ipuk, MoU ini merupakan langkah penting untuk mewujudkan pengolahan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Dia berharap kerja sama ini dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, khususnya bagi masyarakat dan lingkungan di Banyuwangi.
“Sama seperti di berbagai daerah lain di Indonesia, Banyuwangi juga dihadapkan dengan permasalahan sampah yang membutuhkan solusi terbaik. Harapan kami, melalui kerja sama dengan SBI dan seluruh pemangku kepentingan, kami mampu melakukan perbaikan nyata bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat Banyuwangi," kata Ipuk.
ADVERTISEMENT
Sementara Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani mengatakan pabrik SBI di Tuban memiliki kapasitas mencapai 120-160 ton RDF per hari.
“Kerja sama ini merupakan wujud komitmen SBI dan Pemkab Banyuwangi dalam mengatasi persoalan sampah. Di samping itu juga membantu SBI dalam peningkatan pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif untuk mencapai target penurunan emisi karbon yang telah ditetapkan oleh perusahaan,” ujarnya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani (kanan), dan Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani (kiri), sepakat bekerja sama dalam pengolahan sampah. Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi
Melalui kerja sama ini, Pemkab Banyuwangi akan mengolah sampah basah hingga 150 ton per hari sebagai tahap awal, untuk menghasilkan RDF sekitar 60-75 ton per hari. Volume RDF tersebut akan ditingkatkan secara bertahap dan ditargetkan mencapai 250 ton per hari dari 500 ton sampah yang dikelola hingga 2027.
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, Dwi Handayani, menambahkan dalam pengolahan sampah menjadi RDF ini, pemkab akan didukung oleh PT. Bhakti Bumi sebagai operatornya.
ADVERTISEMENT
"Selama ini kan hasil pemilahan sampah plastik yang tidak bisa diolah lebih lanjut ataupun tidak bisa diekspor, kita kirim ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Namun dengan didukung PT. Bhakti Bumi, sampah yang low value akan diolah menjadi RDF, dan hasilnya dibeli SBI untuk dijadikan bahan bakar alternatif produksi semen," kata Yani.
Terdapat tiga lokasi pengolahan sampah yang akan memasok sampah untuk diolah lebih lanjut menjadi RDF. Yakni Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Balak, Kecamatan Songgon, TPA dan TPST Wongsorejo, serta TPST Karetan yang sedang akan dibangun dalam waktu dekat.
“Target kami, produksi RDF bisa dimulai pada akhir tahun 2024 sambil menunggu persiapannya,” ujar Yani.
(RB)