Banyuwangi Gelar Festival Pasar Tradisional

30 Oktober 2019 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (tengah) menghadiri Festival Pasar Tradisional di Pasar Wit-witan, Singojuruh, Banyuwangi. Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (tengah) menghadiri Festival Pasar Tradisional di Pasar Wit-witan, Singojuruh, Banyuwangi. Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi
ADVERTISEMENT
Pemkab Banyuwangi mendorong pengembangan pasar tradisional agar lebih kompetitif, rapi, dan mampu memikat konsumen. Salah satu caranya dengan menggelar Festival Pasar Tradisional yang puncak acaranya digelar di Pasar Wit-witan, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Rabu (30/10).
ADVERTISEMENT
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pasar tradisonal harus terus berbenah agar tetap bisa menarik bagi konsumen di tengah persaingan beragam tempat dan metode berbelanja.
“Misalnya soal kebersihan pasar agar nyaman untuk berbelanja. Untuk itu, kami menggelar lomba pasar tradisional sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing pasar tradisional,” kata Anas.
Dalam festival pasar tradisional, belasan pasar tradisional yang ada di Banyuwangi berkompetisi menjadi pasar yang paling nyaman untuk berbelanja. Pasar tradisional yang ada di kecamatan dinilai oleh tim juri independen. Mulai dari sisi kebersihan, pengelolaan sampah, hingga sarana dan fasilitas yang disediakan pasar tersebut.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (tengah) menghadiri Festival Pasar Tradisional di Pasar Wit-witan, Singojuruh, Banyuwangi. Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi
“Inilah salah satu alasan kami menggelar event ini. Kami ingin mengubah kesan, menjadikan pasar tampil bersih sehingga nyaman sebagai tempat transaksi belanja. Apalagi kini sudah mulai banyak wisatawan yang menjadikan pasar sebagai bagian dari city tour. Tentunya, ini memaksa pasar harus membenahi tempatnya,” kata Anas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Anas mendorong tumbuhnya pasar tradisional sebagai bentuk melestarikan warisan budaya. Pasar tradisional dinilai menjadi representasi wajah daerah.
“Banyak nilai baik yang terkandung. Pasar tradisional memungkinkan ada tegur sapa pedagang dan pembeli, sehingga ada keakraban. Beda dengan pasar modern yang interaksinya kaku. Ada budaya silaturahim di pasar tradisional,” kata Anas.
Juara pertama dalam lomba antarpasar di ajang Festival Pasar Tradisional ini adalah Pasar Blambangan dengan hadiah sapi, juara kedua Pasar Banyuwangi dengan hadiah tiga ekor kambing, dan juara ketiga Pasar Genteng yang mendapat hadiah dua ekoor kambing.
Festival Pasar Tradisional di Pasar Wit-witan, Singojuruh, Banyuwangi. Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi
“Sapi dan kambingnya bisa disembelih, dimakan bareng-bareng, sehingga makin menambah keguyuban antarpedagang, makin kompak ke depan untuk sama-sama berbenah. Sekaligus sapi dan kambingnya bisa dinikmati dalam tasyakuran sederhana, agar rezeki terus mengalir ke pasar tradisional,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, juga diluncurkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pasar yang tujuannya untuk menata manajemen pedagang pasar. Bekerja sama dengan Bank Jatim, lewat sistem tersebut, data pedagang dan retribusinya bisa terpantau dengan baik secara real time.