Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bareskrim Polri Geledah Kapal Pesiar Mewah yang Diburu FBI
1 Maret 2018 18:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Proses pemeriksaan terhadap kapal Equanimity di perairan Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung Bali masih berlangsung. Tim Bareskrim Mabes Polri dan FBI masih berada di dalam kapal pesiar mewah senilai Rp 3 triliun tersebut.
ADVERTISEMENT
Wakil Direktur Tipideksus Bareskrim Mabes Polri Kombes Daniel Tahi Monang Silitonga yang turun dalam proses penyidikan kasus ini menyampaikan, selain menggali informasi dari para awak kapal yang berasal dari berbagai negara tersebut, pihaknya juga masih mencari alat bukti lain yang menunjang proses penyidikan yang sudah dilakukan selama 2 hari hingga hari ini.
Awak kapal Equanimity sendiri, disampaikan oleh Daniel merupakan warga negara dari berbagai daerah, seperti Afrika Selatan, Inggris dan negara lain, namun menurutnya tidak ada satupun yang berasal dari Indonesia.
"Selain interogasi mereka, fokus kami juga untuk mendapatkan bantuan alat bukti lain dari kapal, seperti rekaman dan segala macam yang perlu kami tahu," ujar Daniel kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (1/3).
ADVERTISEMENT
Terkait hasil interogasi dengan para awak kapal, didapatkan bahwa kapal tersebut memang sempat berada di beberapa titik perairan di Indonesia, khususnya di perairan dekat Bali, seperti di Lombok.
"Ada ke Lombok dan beberapa titik perairan, ya di dekat Bali," tambahnya.
Ditanya terkait mengapa cukup lama untuk kemudian menemukan kapal tersebut, Daniel menyampaikan karena kapal itu sendiri bergerak terus menerus. Dan baru kemudian ketika FBI mendeteksi mereka, laporan diberikan ke Mabes Polri.
Di sisi lain Ia menyampaikan bahwa kedatangan kapal tersebut hingga sampai di Bali adalah legal dan tercatat di KSOP Benoa.
"Kapal ini kan bergerak terus, pindah ke sana kemari. Pada saat kapal ini berada di satu tempat, berhenti baru kami tahu. FBI lalu melaporkan kira-kira ada di satu tempat di Bali baru setelah itu kami cari," ujarnya.
ADVERTISEMENT