Jokowi, Kyai, Jabedebek

Barisan Kiai di Balik Para Capres

8 Januari 2024 18:53 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sepuluh hari setelah Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, persisnya 3 Mei 2023, Prabowo Subianto menghadiri Open House Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogya, yang diasuh oleh Kiai Haji Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah).
Tak seperti biasanya, Prabowo kala itu memakai blangkon sliwir alias blangkon berekor, sejenis dengan yang dikenakan Gus Miftah. Keduanya pun kompak berkemeja putih. Mereka duduk di mimbar bersama Pendeta Gilbert Lumoindong dalam acara halalbihalal yang dihadiri ribuah jemaah tersebut.
Itu adalah kali pertama Prabowo mengunjungi Ponpes Ora Aji, meski Gus Miftah sesungguhnya telah mendukungnya sejak Pilpres 2014.
“Saya minta maaf sama Gus Miftah, baru sekarang datang. Saya dulu janji ke sini, tapi belum [sempat],” ujar Prabowo.
Mendengar permintaan maaf itu, Gus Miftah tersanjung. Sikap Prabowo yang rendah hati kepadanya menaikkan nilai Ketua Umum Gerindra itu di matanya. Kunjungan itu pun mempertebal dukungan Gus Miftah terhadap Prabowo.
Prabowo dan Gus Miftah pada Open House Ponpes Ora Aji, 3 Mei 2023. Foto: fraksigerindra.id/
Idul Fitri 2023 itu, Prabowo belum secara resmi meminta Gus Miftah mendukungnya kembali di Pilpres 2024. Namun, di Ponpes Ora Aji ketika itu, Prabowo menyelipkan kalimat isyarat.
“Kalau saya minta dukungan nggak etis. Sudah sekian lama enggak ketemu kok ngomong dukungan. Saya minta doa yang terbaik saja. Saya hanya minta didoakan oleh Gus Miftah,” kata Prabowo seperti diingat Gus Miftah.
Ucapan Prabowo yang “tahu adat” itu lagi-lagi menyenangkan hati Gus Miftah.
Pertautan Gus Miftah dan Prabowo dimulai sepuluh tahun lalu, jelang Pilpres 2014. Saat itu Gus Miftah dihubungi oleh Timses Prabowo. Ia dimintai tolong menghimpun masa untuk Prabowo di Yogya. Gus Miftah mengiyakan. Alasannya, menurut dia, Gus Dur pernah bilang Prabowo adalah orang yang ikhlas.
September 2023, empat bulan setelah kunjungan pertama ke Ora Aji, Prabowo kembali ke sana bertepatan dengan hari jadi atau milad ponpes. Saat itu barulah ia meminta dukungan resmi kepada Gus Miftah untuk nyapres.
“Beliau tahu saya pengin mendukung beliau. Akhirnya beliau minta doa restu itu. Dan saya waktu itu mengumpulkan beberapa gus yang ada di pondok untuk mendukung Mas Prabowo,” ucap Gus Miftah dalam Info A1 kumparan.
Prabowo dan Gus Miftah pada Milad Ponpes Ora Aji, Sleman, 8 Mei 2022. Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA
Lebih lanjut, merespons permintaan dukungan Prabowo itu, Gus Miftah lantas sowan ke beberapa kiai berbasis Nahdlatul Ulama. Ia juga membikin jaringan kiai kampung yang diberi nama Relawan Gerakan Menangkan 08 (GM-08).
“Mereka [seperti] infantrilah. Mereka ini orang yang secara ikhlas mengurusi [warga] dari perkara kelahiran sampai kematian. Saya banyak minta doa ke mereka supaya ikut menyukseskan pemilu,” ujar Gus Miftah.
Sejauh ini, menurutnya, ia telah berhasil melaksanakan 80% tugas yang dipasrahkan Prabowo kepadanya.
“Saya enggak ada keinginan untuk jadi menteri [dengan mendukung Prabowo], termasuk Menag (Menteri Agama),” kata Gus Miftah.
Pengasuh Ponpes Roudlotul Fatihah, Bantul, Yogya, Gus Fuad Plered. Foto: jatim.nu.or.id
Kalau Gus Miftah mendukung Prabowo atas permintaan sang capres sendiri, KH Muhammad Fuad Riyadi alias Gus Fuad Plered mendukung Ganjar Pranowo karena amanat dari para kiai khos atau kiai sepuh.
“Menurut kiai khos, ini untuk kepentingan demokrasi, kepentingan bersama, bahwa seharusnya Pak Ganjar presidennya dan Pak Mahfud wapresnya,” ucap Gus Fuad yang juga pengasuh Ponpes Roudlotul Fatihah Bantul, Yogya.
Amanat untuk mendukung Ganjar, menurutnya, antara lain datang dari Hj. Nur Hannah Hassanah atau Nyai Nur asal Watucongol, Magelang. Ia adalah putri dari ulama besar Magelang, KH Nahrowi Dalhar yang dikenal sakti.
Selain itu, amanat juga berasal dari Ahmad Muhtadi Dimyathi atau Abuya Muhtadi, ulama besar di Banten. Ada pula nama-nama kiai khos lain yang menurut Gus Fuad tak berkenan disebut namanya. Mereka tersebar di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
Ganjar bertemu para kiai dan ulama dari berbagai daerah. Foto: Dok. Istimewa
Gus Fuad bersama 24 ulama lain kemudian pada 21 Desember 2023 menemui Ganjar Pranowo di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, untuk berbincang. Salah satu kiai yang ikut serta adalah KH Imaduddin Utsman dari Banten.
Kiai Imaduddin ketika itu berkata, mereka menitipkan sejumlah pesan kepada Ganjar sebagai capres, antara lain: menjaga kesatuan Indonesia, menjaga harkat dan martabat rakyat dengan menjadikan mereka tuan rumah di negeri sendiri, serta mencegah upaya pembelokan sejarah terkait peran Wali Songo dalam penyebaran Islam di Indonesia.
Terkait itu, menurut Gus Fuad, mereka membicarakan nasab (garis keturunan) yang disalahgunakan beberapa ulama. Mereka juga menyampaikan pandangan kiai khos yang mengkhawatirkan bakal terjadi kekacauan jika Ganjar-Mahfud tak terpilih.
Namun, tegasnya, tak ada kesepakatan politik apa pun dalam pertemuan itu. Sementara soal strategi, mereka tak punya metode tertentu untuk memenangkan Ganjar-Mahfud. Sekadar mengedepankan pengaruh kultural kepada jemaah dan santri.
“Kami kan bukan politisi. Jadi secara kultural saja. Hanya bisa beri saran atau fatwa. Terserah masyarakat mau percaya atau tidak percaya,” ujar Gus Fuad.
Anies dan Muhaimin menghadiri di Ponpes Bahrul Huda, Tuban, Jawa Timur, 29 Desember 2023. Foto: Dok. Istimewa
Duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) juga mendapat dukungan dari para kiai. Pada 25 Desember 2023 saat Anies Baswedan menghadiri “Halaqoh Kebangsaan dan Ijma’ Ulama Jawa Tengah-Jawa Timur untuk Perubahan Indonesia” di Ponpes Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah Sarang, Rembang, ia mendapat dukungan dari mereka.
“Kami mendukung Pak Anies ini mengharapkan rakyat sejahtera. Pentingkan rakyat yang di bawah. Adapun masyarakat kelas menengah bukan berarti diabaikan, tetapi [diperhatikan berdasarkan] skala prioritasnya,” ujar pengasuh ponpes, KH Said Abdurrochim.
Para kiai juga berharap ada penguatan pendidikan pesantren dan pengakuan terhadap pendidikan keagamaan Islan non-formal di Indonesia.
Tiga hari sebelumnya, 22 Desember 2023 pada hari debat cawapres, KH Ahmad Badawi atau Gus Ahmad dari Ponpes Darul Falah, Kudus, juga sempat didatangi Muhaimin.
“[Muhaimin] dari Jakarta pagi, ke Kudus makan siang di rumah, ketemu kiai-kiai kampung. Itu kiai ndeso yang suka berdoa,” ucap Gus Ahmad.
Menurutnya, perbincangan dengan Cak Imin ringan-ringan saja. Usai santap siang, Cak Imin ia antar ke Demak bertemu sekitar 2.000 kiai yang ia sebut “kiai kampung” tersebut.
Cak Imin menghadiri konsolidasi para kiai, pimpinan ponpes, dan pimpinan majelis taklim se-Demak, 23 Desember 2023. Foto: Haya Syahira/kumparan
Gus Ahmad berpendapat, dukungan masyarakat kepada AMIN menguat, terutama setelah muncul potongan video dari KH Marzuqi Mustamar, Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah NU Jawa Timur—yang kini telah dicopot dari jabatannya, diduga buntut dari video itu.
“Semakin kenceng [AMIN dapat dukungan]. Semakin solid,” ujar Gus Ahmad.
Kiai Marzuqi kepada kumparan menyatakan, ia bukan hanya mendoakan pasangan AMIN, tapi juga paslon lain.
“Saya doakan yang satu semoga jadi presiden. Satunya lagi juga saya doakan jadi presiden. Juga satunya lagi. Kan memang ada tiga [capres]. Siapa tahu yang satu jadi presiden tahun ini, satunya lagi periode berikutnya, satunya lagi berikutnya lagi,” tutur Marzuqi.
Ketua PWNU Jawa Timur yang dicopot, KH Marzuki Mustamar. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Berikut ucapan Marzuqi dalam video versi lengkap yang diunggah di saluran YouTube-nya:
Pengamat politik Islam UIN Walisongo Semarang Prof. Imam Yahya menilai, wajar saja dukungan para kiai dan ulama diperebutkan para capres jelang pemilu, sebab mereka bisa jadi pengepul suara (vote-getter) yang efektif.
Terlebih, mayoritas masyarakat Indonesia masih bersifat patron-client, termasuk dalam hubungan kiai dan santri/jemaahnya. Artinya, para santri akan melihat pilihan kiai mereka sebagai patokan bagi pilihannya sendiri.
“Sebagian ulama yang jadi vote-getter memang ikhlas. Karena saya diminta [dukung], ya saya ikut. Siapa tahu saya dampingi nanti dia jadi orang baik,” tutup Imam.
Para kiai dan habib Jabodetabek usai bersilaturahmi di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Antara/Wahyu Putro A.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten