Basarnas Hentikan Pencarian Korban Lion Air

10 November 2018 13:54 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Basarnas Marsekal Madya M. Syaugi konferensi pers di posko evakuasi JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Basarnas Marsekal Madya M. Syaugi konferensi pers di posko evakuasi JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah 13 hari melakukan operasi gabungan, Badan SAR Nasional (Basarnas) memutuskan untuk menutup operasi pencarian dan evakusi korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Rencana operasi awalnya hanya 10 hari, namun diperpanjang tiga hari, sehingga operasi gabungan ini berlangsung selama 13 hari.
ADVERTISEMENT
"Kami dari Tim SAR Basarnas pusat mengambil keputusan bahwa operasi SAR ini, secara terpusat disudahi atau ditutup hari ini," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (10/11).
Menurut dia, Basarnas telah memutuskan hal itu berdasarkan pertimbangan pencarian korban yang kian sedikit, serta berdasarkan masukan dari semua pihak.
"Berdasarkan pantauan di lapangan, rapat staf dan masukan-masukan dari berbagai pihak, kemarin kita hanya menemukan satu kantong jenazah. Itu pun hanya pagi hari, setelah itu sore, malam, nihil. Hari ini kita cek ke lapangan, sampai saat ini juga nihil," jelasnya.
Namun, ia menegaskan tim SAR Bandung dan Jakarta akan selalu siap melakukan pemantauan apabila di kemudian hari ditemukan serpihan pesawat atau pun korban, baik oleh nelayan maupun orang lain. Selama pencarian, tim gabungan telah mengevakuasi 196 kantong jenazah yang telah dikirim ke Rumah Sakit Polri Jakarta Timur, untuk diidentifikasi oleh tim DVI Mabes Polri.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini 77 jenazah telah teridentifikasi dari 189 orang yang menjadi korban. Masih ada 112 korban yang masih proses diidentifikasi.
Selain itu, tim juga telah menemukan bagian black box pesawat, yaitu Flight Data Recorder (FDR). FDR merupakan alat yang merekam data-data penerbangan pesawat. Sedangkan bagian black box lainnya, yakni Cocpit Voice Recorder (CVR), masih belum ditemukan. CVR merupakan alat yang menyimpan rekaman pembicaraan pilot.
Kedua bagian black box itu penting untuk mengungkap tabir jatuhnya penyebab pesawat berlambang Singa Merah itu terjatuh. Kejadian ini bermula dari jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada Senin (29/10) lalu. Pesawat tujuan Jakarta-Pangkalpinang itu dinyatakan hilang kontak dan jatuh setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini belum ada penjelasan resmi mengenai penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Tim gabungan operasi ini diantaranya Basarnas, TNI, Polri, relawan Diver Rescue Team, Kemenhub dan unsur pemerintah dan swasta lainnya.