
Tiga puluh September (atau tepatnya 1 Oktober) adalah sejarah kelam bangsa Indonesia. Dini hari itu, 56 tahun lalu, enam jenderal dan seorang perwira TNI AD tewas. Setelah hari itu, Gerakan 30 September dilumpuhkan. Anggota PKI diburu dan ditumpas. Hingga hari ini, Partai Komunis Indonesia dilarang.
Namun, tahun-tahun belakangan, setiap memasuki bulan September, rumor kebangkitan PKI berembus. Ia bertiup makin kencang sejak 2016. Tahun itu, seorang purnawirawan jenderal mengatakan PKI telah memiliki pendukung 15 juta orang dengan struktur partai terbentuk dari pusat sampai desa, dan mereka siap mendeklarasikan diri pada 2017—yang ternyata tidak.
Meski demikian, isu kembalinya PKI terus muncul meski partai yang dibicarakan tak pernah tampak. Mengapa wacana ini tak henti meyeruak meski lalu redup di bulan-bulan selepas September? Apakah mungkin ada motif lain di balik munculnya hantu PKI ini? Simak perbincangan kumparan dengan Dr. Baskara Wardaya, sejarawan Sanata Dharma lulusan Universitas Marquette, AS, yang banyak meneliti tentang Tragedi 1965.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814