Basuki soal Sodetan Kali Ciliwung: Kalau Dulu Konsisten, Banjir Pasti Berkurang

24 Januari 2023 18:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung di Jakarta, Selasa (24/1/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung di Jakarta, Selasa (24/1/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi meninjau proyek Sodetan Kali Ciliwung pagi tadi, Selasa (24/1). Saat meninjau, Jokowi berharap agar sodetan yang ditargetkan rampung pada April 2023 itu bisa mengurangi masalah banjir di ibu kota.
ADVERTISEMENT
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengendalian banjir di Jakarta seharusnya banyak berkurang jika pengerjaan proyeknya konsisten dengan master plan yang ada.
"Dari hulu, tengah, hilir. Hulu tadi yang [Bendungan] Sukamahi dan Ciawi, tapi antara Bogor dan Jakarta ini ada Depok yang bisa hujan di situ atau hujan di Jakarta," kata Basuki, Selasa (24/1).
Basuki mengatakan, dengan adanya Sodetan Kali Ciliwung, maka debit air berlebih bisa ditahan dari berbagai arah. Ia pun menyayangkan pembangunan Sodetan Kali Ciliwung yang sempat terhenti selama enam tahun.
"Kalau konsisten dilakukan dari dulu pasti sudah berkurang. Yang masalahnya tadi Pak Presiden bilang enam tahun, enggak diapa-apain; normalisasi, enggak diapa-apain; sodetan, enggak diapa-apain. Nah, sekarang alhamdulillah ada Pak Heru ini mulai dikerjakan lagi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Basuki berharap dengan pengerjaan Sodetan Kali Ciliwung yang ditargetkan selesai pada April 2023, banjir yang biasanya menggenangi daerah yang langganan tergenang, seperti Bidara Cina misalnya, bisa berkurang.
"[Berkurang] banyak sekali," pungkasnya.
Pekerja proyek beraktivitas di kawasan proyek Sodetan Kali Ciliwung di Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta, Jumat (20/1/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Proyek Sodetan Ciliwung dimulai sekitar 2013/2014 lalu di era Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pada akhir 2013, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) di bawah Kementerian PUPR pun menandatangani kerja sama dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagai kontraktor yang menggarap proyek ini. Setelah Ahok tak lagi menjabat, proyek ini dilanjutkan di era Gubernur DKI Anies Baswedan.
Berdasarkan catatan kumparan, proyek Sodetan Ciliwung terdiri dari beberapa paket. Salah satunya pembuatan terowongan sepanjang 1,27 km dari kali Ciliwung hingga kali Cipinang. Lalu, dari kali Cipinang hingga Kanal Banjir Timur (KBT) akan dilakukan inlet dan outlet sodetan sekaligus normalisasi kali Cipinang.
ADVERTISEMENT
Namun, proyek ini mengalami sejumlah kendala. Salah satunya pembebasan lahan di lokasi sekitar proyek.
Pekerja proyek beraktivitas di kawasan proyek Sodetan Kali Ciliwung di Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta, Jumat (20/1/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
BBWSCC mengatakan salah satu kendala proyek Sodetan Ciliwung karena Anies belum menyerahkan semua berkas lahan yang diperlukan untuk dibebaskan. Saat itu, Kepala BBSWCC masih dipimpin Bambang Hidayah.
Lahan yang hingga 2020 yang belum dapat dibebaskan yakni kawasan Bidara Cina, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Dia menyebut di kawasan ini perlu pembebasan lahan hingga 13 ribu meter yang berada di bantaran sungai Ciliwung.
Jika nanti rampung, sodetan bawah tanah ini bisa mereduksi debit air hingga 60 meter kubik per detik. Dengan demikian, banjir yang sering menggenang kawasan Bidara Cina dan sekitarnya diharapkan dapat diatasi.