Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Unjuk rasa di depan gedung DPR kembali terjadi pada Rabu (25/9) kemarin. Bukan mahasiswa, kali ini pelajar STM dan SMA yang mulai turun ke jalan. Bentrokan antara polisi dan pelajar pun tak terelakkan.
ADVERTISEMENT
Pantauan di beberapa titik demonstrasi pada Kamis (26/9) menunjukkan banyak fasilitas publik yang rusak. Mulai dari, lampu kota, penanda jalan, dan seterusnya. Coret-coretan tanda kecewa pun banyak tertulis di sekitar dinding gedung DPR dan Perbakin.
Titik kerusakan terparah terlihat berada di kolong flyover Pejompongan menuju Stasiun Palmerah. Masih banyak bekas-bekas batu berserakan di pinggir jalan. Selain itu, tanda petunjuk jalan juga terlihat berserakan di bawah underpass tersebut.
Tak hanya itu, kondisi pos polisi sub sektor Pejompongan pun sudah terbakar hangus. Bahkan, di sepanjang jalan Pejompongan masih ada bekas-bekas terbakarnya ban dan pecahan kaca.
Sisa gas air mata juga masih sangat terasa di pintu belakang DPR, Stasiun Palmerah dan juga Senayan. Terlihat banyak orang yang bersin saat melintas di lokasi itu. Ada juga yang terlihat mengeluarkan air mata karena pedih masih terasa efek sisa gas air mata.
ADVERTISEMENT
Di lain sisi, imbas dari kerusuhan menyebabkan kemacetan parah dari Jalan Tentara Pelajar hingga Hotel Mulia. Ini karena masih ditutupnya beberapa akses jalan untuk antisipasi aksi selanjutnya.
Ruas jalan dari Hotel Mulia menuju Palmerah hanya bisa dilalui hingga masuk pintu belakang DPR. Bahkan, arah dari Gatot Subroto menuju pintu belakang DPR masih ditutup dan dialihkan ke lurus ke Patal Senayan lalu tembus ke Hotel Mulia dan kembali ke Jalan Gelora untuk masuk ke pintu belakang DPR.
Sebelumnya, demo pelajar STM berujung ricuh. Mereka ingin ikut menyuarakan berbagai penolakan terhadap RUU seperti yang disampaikan mahasiswa. Sebagian di antaranya bahkan menyoroti pemindahan ibu kota.
Bentrok terjadi sejak Rabu sore. Mereka melempari polisi dengan batu hingga molotov. Polisi terus berupaya membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata. Massa baru bubar pada Kamis (26/9).
ADVERTISEMENT