Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Bawaslu masih menelusuri dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, saat memberikan amplop ke Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Cholil, Kiai Zubair Muntashor. Bawaslu sudah meminta keterangan pihak pesantren.
ADVERTISEMENT
"Ini, kan, laporan di Bawaslu sudah masuk, sementara diperiksa keterpenuhan syarat formil dan materiil. Tetapi teman-teman di Jatim juga sudah melakukan penelusuran, mereka sudah mendatangi pesantren untuk mewawancarai beberapa pihak yang bisa memberikan keterangan," kata Komisioner Bawaslu Ratna Dewi Petalolo saat dikonfirmasi, Kamis (11/4).
Ratna mengaku pihaknya belum berencana memanggil Luhut. Saat ini, Bawaslu masih mendalami pernyataan yang sudah disampaikan pengurus pesantren di Madura itu.
"Nanti lihat dari kebutuhan kita untuk mendapatkan informasi. Tentu yang akan kita panggil terlebih dahulu, kan, kalau sudah diregistrasi itu pelapor. Jadi teman-teman di Jatim juga itu nanti akan mempelajari hasil penelusuran mereka yang sudah dilakukan, dibutuhkan keterangan Pak Luhut atau tidak, kalau dibutuhkan pasti akan kita minta keterangannya," ucap Ratna.
Sementara Komisioner Bawaslu lainnya, Rahmat Bagja, mengatakan, jika memang keterangan Luhut dibutuhkan, Bawaslu Jatim dapat menggunakan ruangan Bawaslu RI untuk meminta keterangan Luhut.
ADVERTISEMENT
"Kan masih proses juga, klarifikasi, kalau mau dipanggil, ya, silakan, itu tergantung kebutuhan mereka. Tempatnya bisa pakai Bawaslu RI," ucap Bagja.
Kunjungan itu terekam dalam sebuah video yang tersebar di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat Luhut meminta Kiai Zubair mengajak para santri mencoblos ke TPS pada 17 April mendatang. Luhut juga sempat berbisik ke Kiai Zubair untuk mengenakan baju putih saat mencoblos. Peristiwa itu lalu dilaporkan oleh Advokat Cinta Tanah Air (ACTA).
Atas dasar itu, ACTA menduga pemberian amplop itu agar Kiai Zubair memberi dukungan ke pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo - Ma'ruf Amin.
"Kedatangan Menko Kemaritiman Luhut dengan memberi amplop kepada Kiai Zubair Muntasor patut diduga untuk meminta dukungan kepada Kiai Zubair agar mendukung atau mengarahkan agar berpihak kepada salah satu peserta pemilu, yakni paslon nomor 01," ujar juru bicara ACTA, Hanfi Fajri, di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Jumat (5/5).
ADVERTISEMENT
Hanfi menuturkan, karena statusnya sebagai menteri, Luhut dilaporkan dengan dugaan melanggar Pasal 283 ayat 1 dan 2 jo Pasal 547 Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu.
Terkait laporan ini, Luhut sudah membantah melakukan politik uang. Luhut mengatakan, kedatangannya pada 30 Maret 2019 saat itu hanya sebatas silaturahmi. Sementara, tujuan memberikan amplop adalah untuk membantu pengobatan Kiai Zubair yang sedang sakit. Namun, Luhut enggan menjelaskan sakit yang tengah diidap Kiai Zubair.
"Khusus mengenai kunjungan ke Bangkalan, saya sengaja menjenguk KH Zubair Muntasor yang saya dengar memiliki masalah kesehatan. Tentu hal ini tidak patut saya ceritakan ke publik secara lebih mendetail karena privasi beliau," jelas Luhut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/4).
"Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh (tanda terima) sekadarnya untuk membantu pengobatan Beliau. Saya pun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Luhut tak menampik adanya ajakan ke Kiai Zubair dan para santri untuk datang ke TPS pada 17 April mendatang. "Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 15 menit, saya menitipkan pesan agar jangan sampai ada umat atau santri yang golput pada Pemilu 2019," ungkapnya.