Bawaslu Kaji Laporan BPN Prabowo soal 3.000 Salah Input C1

4 Mei 2019 9:27 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota BPN Prabowo-Sandi, Mustofa Nahra Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota BPN Prabowo-Sandi, Mustofa Nahra Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
ADVERTISEMENT
Bawaslu menerima laporan relawan tim IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02 Prabowo-Sandi, Mustofa Nahrawardaya, soal salah input C1 di perhitungan suara (situng). Laporan itu, saat ini tengah dikaji oleh Bawaslu.
ADVERTISEMENT
"Masih kita kaji, masih kita periksa laporannya," kata Ketua Bawaslu Abhan di Kantor KPU Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/5).
Abhan mengatakan, Bawaslu mempunyai waktu 14 hari kerja untuk mengkaji laporan tersebut. Terkait apakah adanya pelanggaran, Abhan belum bisa memastikan.
"Ya nanti kita lihat saya belum lihat laporannya," ucap Abhan.
Ketua Bawaslu, Abhan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sebelumnya, Mustofa yang didampingi oleh sejumlah relawan, membawa satu kotak kontainer berukuran sedang yang berisi bukti salah input C1 dalam Situng KPU ke Bawaslu.
"Ada 3.000 lembar fisik, print-print, yang kami ambil dari printscreen Situng. Setiap hari kami print 1.000 lembar, dari tanggal 9-29 April, sampai terakhir 1 Mei. Bisa dijumlahkan berapa, ini tidak kita bawa semua. Hanya sebagai contoh yang salah dari sistem IT KPU," ujar Mustofa di Gedung Bawaslu, Jumat (3/5).
Ketua Bawaslu, Abhan. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
Politikus PAN itu mengklaim menemukan puluhan ribu salah input C1 dalam Situng melalui sistem IT di BPN. Jumlahnya bahkan bisa mencpai 15,4 persen dari suara sah pemilu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurutnya angka dugaan kecurangan yang paling tinggi terjadi di lima provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.
"Sampling kita teliti. Ada Jateng tertinggi mencapai 7.666 (kecurangan), kedua Jawa Timur mencapai 5.826, Sumut 4.327, Sumsel 3.296, dan Sulsel 3.219," ucapnya.