Bawaslu: Tak Ada soal Koperasi Garudayaksa dalam Laporan PPATK

19 Desember 2023 17:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Badan Pengawan Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja di Rakornas Sentra Penegakkan Hukum Terpadu di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023). Foto: Youtube/@Bawaslu RI
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Badan Pengawan Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja di Rakornas Sentra Penegakkan Hukum Terpadu di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023). Foto: Youtube/@Bawaslu RI
ADVERTISEMENT
Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja, mengatakan tidak ada aliran dana kampanye Pemilu 2024 terafiliasi dengan koperasi Garudayaksa Nusantara (KGN Coop) dalam laporan dugaan transaksi dana kampanye janggal yang dibagikan PPATK.
ADVERTISEMENT
Bagja menekankan, Bawaslu telah meminta klarifikasi terkait hal tersebut ke PPATK.
"Berkaitan dengan Garudayaksa, ini sudah agak menukik ini, Garudayaksa dan lain lain, kami pastikan bahwa dalam laporan tersebut tidak ada penyebutan hal demikian. Dari PPATK tidak ada," kata Bagja dalam konpers di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
"Kalau simpang siur, tolong dicari ini sumber awalnya, karena di laporan itu tidak ada. Kami pastikan. Kita pastikan tidak ada," imbuhnya.
Belum lama ini, KPU dan Bawaslu menerima laporan PPATK yang salah satunya berisi temuan transaksi janggal dalam rekening seorang bendahara parpol.
Komisioner KPU, Idham Holik, mengatakan menurut PPATK, transaksi keuangan tersebut berpotensi akan digunakan untuk kampanye.
Menyusul temuan PPATK, beredar kabar aliran dana mencurigakan untuk kampanye salah satunya mengalir ke koperasi Garudayaksa Nusantara (KGN Coop). Koperasi ini satu alamat dengan DPP Partai Gerindra yang dipimpin Ketum Prabowo Subianto, yang juga merupakan capres 02.
ADVERTISEMENT
Namun Bagja menekankan, kabar tersebut bukan bersumber dari PPATK.
"Koordinasi dengan Kepala PPATK, kami memastikan kembali isu yang beredar apakah benar dari PPATK, rupanya tidak benar. Jadi harus dilihat sumber pertama siapa," tandas Bagja.