Bayi 19 Bulan di Malaysia Divonis Kanker Ovarium Stadium Tiga

12 Oktober 2024 15:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sakit. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sakit. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bayi berusia 19 bulan di Malaysia divonis menderita kanker ovarium stadium tiga dan kini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Wanita dan Anak-anak Sabah (HWKKS). Dalam waktu dekat, Daneen Auni Riksi akan menjalani kemoterapi untuk melawan penyakit langka ini.
ADVERTISEMENT
Ibunya, Fallarystia Sintom (25 tahun), terkejut saat mengetahui anak bungsunya terkena kanker yang biasanya menyerang wanita di atas usia 40 tahun tersebut.
“Kami tidak pernah menduga hal ini bisa terjadi pada bayi seusianya. Dokter juga tengah menyelidiki kasus ini karena sangat jarang terjadi pada anak seusia Daneen,” ungkapnya pada Rabu (9/10), seperti dikutip dari media lokal Malaysia Sinar Daily.
Kanker tersebut pertama kali terdeteksi setelah Daneen mengalami perut kembung dan sembelit sejak Agustus lalu.
Ilustrasi operasi. Foto: Shutterstock
Awalnya, keluarga membawanya ke Rumah Sakit Kota Marudu, namun kondisinya tak bisa didiagnosis hingga akhirnya dirujuk ke HWKKS.
Kemudian ditemukan tumor seukuran 13,5 sentimeter, dan operasi darurat langsung dilakukan untuk mengangkat ovarium kanannya.
Fallarystia bercerita bahwa keluarganya menghadapi tantangan besar, terutama terkait transportasi dan biaya.
ADVERTISEMENT
“Kami tinggal di Kampung Mangin, Kota Marudu, sekitar 15 kilometer dari rumah sakit, sementara suami saya bekerja di Kudat. Setiap kali ke rumah sakit, kami harus menumpang di rumah mertua di Pekan Goshen,” jelasnya.
Ayah Daneen, Riksi Tahir (25 tahun), merasa kewalahan menghadapi biaya perawatan yang belum bisa diperkirakan oleh pihak rumah sakit. Ia sendiri bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran di Kudat.
“Saya tidak bisa selalu berada di samping anak dan istri saya di Kota Kinabalu karena pekerjaan, namun kami terus berharap dan berdoa,” ujarnya.
Riksi juga meminta bantuan masyarakat untuk meringankan beban keluarganya melalui donasi.
“Sumbangan ini sangat kami harapkan untuk membantu biaya pengobatan anak kami yang tengah berjuang melawan kanker,” tutupnya.
ADVERTISEMENT