Bayi Kembar Siam Asal Tulungagung Berhasil Dipisahkan di RSUD Dr Soetomo

20 Agustus 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arselo, bayi kembar siam pygopagus pasca operasi pemisahan di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Selasa (20/8/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Arselo, bayi kembar siam pygopagus pasca operasi pemisahan di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Selasa (20/8/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
RSUD Dr Soetomo Surabaya berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet di bokong (pygopagus) asal Tulungagung, Jawa Timur. Operasi pemisahan itu dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2024.
ADVERTISEMENT
Bayi kembar laki-laki berusia 4 bulan itu bernama Arsenio dan Arselo. Namun, nyawa Arsenio tak tertolong saat proses pemisahan dempet pantat itu.
"Kasus yang saat ini sedang ditangani di RSU Dr Soetomo adalah kasus kembar siam pygopagus asal Tulungagung, telah dilakukan operasi cito (operasi segera atau operasi cepat) di RSU Dr Soetomo. Karena ada penurunan kondisi pada salah satu bayi," kata Direktur Utama RSUD dr Soetomo, Prof dr Cita Rosita Sigit Prakoeswa SpKK (K) di RSUD dr Soetomo Surabaya, Selasa (20/8).
RSUD dr Soetomo konferensi pers pemisahan bayi kembar siam pygopagus asal Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (20/8/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
"Ini dempet di bokong atau pygopagus, sehingga kalau di bokong berarti tulang punggung bermasalah. Maka tim terdiri dari dokter anastesi, bedah anak, bedah saraf, dokter anak dan bedah plastik (yang menangani)," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Cita menjelaskan, bayi kembar siam itu lahir pada tanggal 17 April 2024 di RS Bhayangkara Tulungagung dengan berat 5,2 kilogram.
Kemudian, bayi kembar siam itu dirujuk ke RSUD dr Soetomo pada tanggal 14 Agustus 2024 dengan kondisi yang kurang baik.
Setelah menjalani perawatan selama dua hari, pihaknya memutuskan untuk melakukan operasi pemisahan terhadap kedua bayi kembar siam itu lantaran denyut nadi Arsenio terus rendah.
"Takut satunya jadi nggak baik, mumpung satunya baik. Sehingga salah satunya inkubasi anastesi, satunya terus dilakukan pijat jantung mempertahankan, walau akhirnya meninggal dunia," jelasnya.
RSUD dr Soetomo konferensi pers pemisahan bayi kembar siam pygopagus asal Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (20/8/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan

9 Jam Operasi Pemisahan

Salah satu tim satu dokter kembar siam, dr Sarwendah Budiman SpBA, mengatakan, tim membutuhkan waktu 9 jam untuk melakukan operasi pemisahan.
ADVERTISEMENT
"Mulai pembiusan sampai selesai. Mulai operasi pukul 09.25 WIB dan terpisah pukul 13.35 WIB. Setelah dipisah meninggal (Arsenio), sudah pijat jantung untuk mempertahankan. Kritis saat tindakan," ucap Sarwendah.
Terpisah, ibu dari bayi kembar, Yeni Dwi (26 tahun) warga Kepatihan, Tulungagung mengatakan, kondisi bayinya, Arselo, saat ini mulai membaik pasca-operasi dan sudah tidak memakai ventilator atau alat bantu napas.
"Sudah ada peningkatan membaik. Meski satunya sudah harus kalah nggak ada," ucapnya.
Yuni sendiri mengaku tidak mengetahui bahwa bayinya akan terlahir kembar siam selama ia mengandung.
"Kalau kembar siamnya tidak tahu sama sekali, cuma waktu usia kandungan 7 bulan ada kecurigaan, sempat dirujuk USG di Malang dinyatakan kondisi baik bahkan posisi 69. Kepala satu di bawah, (satu) di atas. Jadi secara logika nggak mungkin dempet," ungkapnya.
ADVERTISEMENT