Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sukarelawan donor darah di Kabupaten Sukoharjo masih menerima sederet fasilitas dari PMI. Mereka masih memperoleh suvenir mulai dari kaus, mug, botol minum, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Kami berikan kaus, mug, botol minum, bagi para sukarelawan secara rutin. Kami juga sering bikin acara antara PMI dengan para pendonor, itu secara rutin," ujar Kepala Markas PMI Kabupaten Sukoharjo, Ismoyo Sidik, saat ditemui usai Apel Gelar Pasukan Relawan PMI di halaman Kantor Gubernur Jateng, Senin (26/12).
Ismoyo mengatakan pemberian berbagai suvenir dan kegiatan gathering itu dilakukan sebagai bentuk apresiasi bagi para relawan. Sebab, mereka sudah menyelamatkan banyak nyawa.
"Itu bukan buat apa-apa tapi penghargaan, buat apresiasi. Ini juga merupakan wujud pembinaan karena tidak semua orang mau berdonor. Jadi kita harus menggerakkan mereka," kata Ismoyo.
Sementara itu, nasib berbeda diterima oleh sukarelawan donor darah di Kota Semarang yang kini tak lagi menerima suvenir berupa kaus, mug, kalender, dan lain sebagainya. Bahkan, fasilitas kesehatan juga dikurangi.
ADVERTISEMENT
Ratusan relawan tersebut bahkan membuat surat pernyataan sikap. Mereka mengeluhkan banyak kebijakan pimpinan PMI yang merugikan mereka. Pimpinan PMI juga mereka anggap arogan.
Mereka menuntut pimpinan PMI Kota Semarang meminta maaf dan mengundurkan diri.
PMI Kota Semarang belum memberikan pernyataan terkait kisruh antara pimpinan dengan relawan dan pegawai itu.
Pimpinan PMI Semarang tidak terlihat pada acara Apel Gelar Pasukan Relawan PMI di halaman Kantor Gubernur Jateng pada pukul 09.00 WIB, Senin (26/12).
Begitu pun di kantor PMI Semarang pada pukul 12.00 WIB hingga 15.00 WIB.
Kasubag Humas PMI Kota Semarang, Wahyudanti Novindra Putri, belum bisa berkomentar terkait konflik tersebut.