Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Beda PCR Kit Asal China, Korsel, hingga RI: Mana yang Paling Murah dan Akurat?
4 Agustus 2020 19:47 WIB

ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia menggunakan dua metode untuk menentukan seseorang positif corona atau tidak. Yakni, metode RT-PCR (Real Time-Polymerase Chain Reaction) dan TCM (Tes Cepat Molekuler/Rapid Molecular Diagnostic).
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan PCR didasarkan pada sampel usapan lendir dari hidung dan tenggorokan. Nantinya, RNA (ribonucleic acid) virus yang ada pada usapan lendir itu diamplifikasi dengan PCR Kit, sehingga keberadaan virus dapat terdeteksi.
Sementara itu, TCM berbasis pemeriksaan molekuler dengan dahak sebagai sampelnya. Nantinya, RNA virus corona dapat teridentifikasi dengan cartridge khusus.
Hingga saat ini, rasio penggunaan PCR masih lebih besar ketimbang TCM. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Selasa (4/8), metode PCR telah digunakan untuk memeriksa 884.040 orang (97,36%). Sementara itu, metode TCM baru digunakan untuk memeriksa 23.947 orang (2,64%).
Belum maksimalnya penggunaan metode TCM disebabkan masih minimnya cartridge khusus corona yang beredar di pasaran. Padahal dari segi biaya dan eksekusi, metode TCM dinilai jauh lebih efisien. Metode PCR membutuhkan waktu dua minggu, sedangkan TCM hanya butuh 2 jam.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan kumparan, pemerintah Indonesia memperoleh cartridge khusus corona untuk metode TCM dari Amerika Serikat.
Sementara itu, pemerintah memperoleh PCR Kit dari China, Korea Selatan, dan Vietnam. Baru pada pertengahan Mei 2020, pemerintah memproduksi PCR Kit sendiri melalui BUMN Bio Farma.
Pada dasarnya, PCR Kit yang diproduksi luar negeri maupun dalam negeri tak memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan tiap jenis PCR Kit terletak pada hal-hal yang sangat saintifik, teknis, dan tentunya harga jual.
Berikut ulasan tentang alat tes corona yang beredar di Indonesia:
Beijing Genomics Institute (China)
PCR Kit pertama yang beredar di Indonesia berasal dari China. Sebagai negara pertama yang terinfeksi corona, China lebih dulu memiliki ekstraksi RNA corona yang dapat mengidentifikasi keberadaan virus tersebut.
ADVERTISEMENT
Di China, kini ada sejumlah perusahaan yang fokus pada pengembangan PCR Kit. Namun yang pertama kali fokus pada pengembangan PCR Kit adalah Beijing Genomic Institute (BGI). Dalam rilis resminya, BGI mengklaim telah mengekspor PCR Kit ke 80 negara termasuk Indonesia.
Dalam catatan kumparan, Pemerintah China sempat memberi bantuan sebanyak 150 ribu PCR Kit pada pertengahan Juni 2020. Dalam praktiknya, pemerintah daerah juga berbondong-bondong membeli PCR Kit dari China.
Berdasarkan jurnal berjudul ‘Comparison of Seven Commercial RT-PCR Diagnostic Kits for COVID’ (Juli 2020), PCR Kit dari BGI merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Tingkat akurasinya kurang lebih mencapai 96 persen.
Dari segi harga, situs resmi BGI tak menyediakan daftar harga satuan PCR Kit. Pembeli yang berminat dapat mengontak secara langsung ke situs tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, PCR Kit dari BGI dijual bebas di situs e-commerce AS, Amazon.com. Harga satu boks PCR Kit dibanderol USD 1.301 atau sekitar Rp 19 juta (kurs Rp 14.686/USD). Satu kotaknya berkapasitas 50 reactions.
Sementara itu, harga yang jauh lebih murah terlihat dalam tagihan (invoice) BGI kepada Pemerintah Chili. Dikutip dari ciperchile.cl, harga satu boks PCR Kit dibanderol USD 750 atau sekitar Rp 10 juta.
Artinya, 1 reactions PCR Kit BGI dibanderol sekitar Rp 200-380 ribu.
Menurut WHO, 1 reactions idealnya dapat digunakan oleh satu spesimen/orang. Meski dalam praktiknya, terkadang satu orang dapat mengeluarkan lebih dari satu spesimen. Yang artinya akan menggunakan lebih dari 1 reactions.
Di Indonesia, PCR Kit sendiri tak dijual bebas. Penggunaan PCR Kit ada di ranah pemerintah lewat institusi kesehatan. Bagi seseorang yang ingin melaksanakan tes PCR, tarif yang dikenakan di Indonesia sekitar Rp 1,5-2 juta. Rumah Sakit UI, misalnya, membanderol tes PCR seharga Rp 1.675.000.
ADVERTISEMENT
Kogene Biotech (Korea Selatan)
Kogene Biotech merupakan perusahaan penyedia PCR Kit dari Korea Selatan. Perusahaan itu sudah lama malang melintang di dunia kesehatan. PCR Kit dari Kogene Biotech resmi di jual pada pertengahan Februari 2020.
Dari segi fungsi, Kogene Biotech tak jauh berbeda dengan BGI. Masih dalam jurnal yang sama, nilai akurasi Kogene Biotech ada di angka kurang lebih 96 persen. Menjadikannya PCR Kit yang setara dengan BGI.
Dari segi historis, Kogene Biotech memiliki banyak pengalaman soal virus. Perusahaan tersebut juga menyuplai kebutuhan PCR Kit saat virus flu babi mewabah pada tahun 2009 dan virus MERS pada tahun 2015.
Seperti halnya BGI, Kogene Biotech juga tak menyediakan daftar harga PCR Kit di situs resminya. Namun berdasarkan data agen penjualan Jepang, kanto.co.jp, satu boks PCR Kit berisi 50 reactions dibanderol JPY 136 ribu atau sekitar Rp 18,6 juta (kurs Rp 137,8/JPY).
ADVERTISEMENT
Artinya, 1 reactions PCR Kit Kogene dibanderol sekitar Rp 376 ribu.
Dalam catatan kumparan, Indonesia memperoleh 32 ribu boks PCR Kit dari Korsel. Namun belum jelas apakah PCR Kit itu berasal dari Kogene Biotech saja atau tidak. Sebab masih ada satu perusahaan lagi di Korea yang juga memproduksi PCR Kit, yaitu Seegene.
Seegene (Korea Selatan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang satu ini juga bergerak di bidang kesehatan. PCR Kit pertama diproduksi pada pertengahan Februari 2020. Hingga kemudian menembus pasar Eropa dan Amerika pada pertengahan April 2020. Perusahaan ini telah mengekspor PCR Kit ke 54 negara.
Berdasarkan komparasi PCR Kit yang ada di dalam jurnal yang sama, nilai akurasi Seegene juga ada di angka 96 persen. Menandakan bahwa PCR Kit ini tak kalah dengan dua PCR Kit yang dibahas sebelumnya.
Dari segi harga, Seegene juga tak blak-blakan membanderol harga PCR Kit di situsnya. Namun menurut data e-commerce India, indiamart.com, harga satu boks PCR Kit berisi 50 reactions dibandrol seharga Rs 80 ribu atau sekitar Rp 15,6 juta (kurs Rp 195,4/Rs).
ADVERTISEMENT
Artinya, 1 reactions PCR Kit Seegene dibanderol sekitar Rp 312 ribu.
Viet A Corporation (Vietnam)
Indonesia menerima bantuan 500 PCR Kit dari Vietnam pada 5 April 2020. Negara tersebut memang memiliki sebuah perusahaan kesehatan yang berfokus pada upaya pencegahan corona. Nama perusahaannya adalah Viet A Corporation
Perusahaan tersebut mampu memproduksi 30 ribu PCR kit setiap harinya. Terpenting, PCR Kit Viet A Corporation juga telah memenuhi standar WHO dan memiliki nilai akurasi 95 persen. Itu pula yang menjadikan PCR Kit buatan Vietnam sudah diekspor ke 20 negara.
Menurut situs berita vnexpres.net, 1 reactions PCR dibanderol sekitar VND 400.000-600.000 atau sekitar Rp 254-382 ribu.
Cepheid (Amerika Serikat).
Perusahaan Amerika Serikat (AS), Cepheid, tak memproduksi PCR Kit. Perusahaan tersebut justru memproduksi cartridge khusus yang digunakan untuk TCM. Metode TCM sendiri lazim digunakan untuk mendeteksi penyakit TBC dalam dahak.
ADVERTISEMENT
Saat pandem ini menggunakan dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge untuk mengidentifikasi RNA pada virus corona.
Dilansir healthpolicy-watch.news, satu cartridge Cepheid dibanderol USD 19,8 atau sekitar Rp 290 ribu untuk negara berkembang. Sementara untuk negara maju, harganya dibanderol USD 35 atau sekitar Rp 513 ribu.
Satu cartridge berisi reagen khusus yang dapat dipakai untuk satu orang dalam sekali pemakaian. Ada atau tidaknya virus corona dapat dilihat dari RNA virus dalam dahak dengan asam nukleat berbasis cartridge.
Bila dibandingkan dengan 1 reactions PCR Kit, harga Cartridge jadi terlihat lebih murah. Sebagai perbandingan, misalnya, 1 reaction PCR Kit dari BGI dibanderol sekitar Rp 380 ribu.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, ada 305 fasilitas kesehatan yang sudah memiliki mesin TCM. Kendalanya memang ada pada jumlah cartridge yang belum memadai. Pemerintah Indonesia telah memesan 172 ribu cartridge dari AS pada pertengahan Mei 2020.
ADVERTISEMENT
Bio Farma (Indonesia)
Indonesia juga berhasil meproduksi PCR Kit di dalam negeri pada 20 Mei 2020. Bio Farma menjadi perusahaan yang memproduksi alat tes corona tersebut.
PCR Kit itu dinamakan BioCov-19. PCR Kit ini disebut-sebut menggunakan sampel virus corona yang ada di Indonesia. Sehingga diklaim lebih akurat saat dipakai di dalam negeri.
Sementara itu, BioCov-19 dijual dengan harga Rp 325 ribu per reaction. Berbeda dengan negara-negara lain, satu boks BioCov-19 hanya berisi 30 reactions.
Hingga saat ini, Bio Farma baru mampu memproduksi 50 ribu kit per minggu. Sejumlah negara tetangga seperti Singapura pun sudah tertarik untuk membeli BioCov-19.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
ADVERTISEMENT