Beda Suasana Tausiah UAS dan Gus Muwafiq di KPK

20 November 2019 15:02 WIB
Ilustrasi gedung KPK. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung KPK. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam dua hari ini, KPK memberikan siraman rohani bagi para pegawainya yang beragama Islam. Kegiatan itu diberi nama silaturahmi kebangsaan dan doa bersama untuk negeri.
ADVERTISEMENT
Pada Selasa (20/11) kemarin, KPK mengundang Ustaz Abdul Somad (UAS). Sehari setelahnya, pada Rabu (20/11) ini, giliran Kiai NU, Ahmad Muwafiq atau dikenal sebagai Gus Muwafiq, yang diundang untuk mengisi kajian.
Meski demikian, dalam tausiah yang diberikan dua dai kondang itu, terdapat perbedaan suasana.
Tausiah yang diberikan UAS digelar secara tertutup. Acara itu hanya khusus untuk internal KPK. Tak diketahui apa isi ceramah UAS, namun suasananya dapat diketahui dari foto-foto yang diunggah UAS di akun instagram resminya, @ustadzabdulsomad_official.
Ustaz Abdul Somad saat mengisi kajian dan tausiah di KPK. Foto: Instagram/@ustadzabdulsomad_official
Dari foto yang diunggah itu, tampak UAS memberi ceramah di Masjid Al-Ikhlas yang terletak di dalam Gedung Merah Putih KPK.
Masjid tersebut cukup penuh diisi oleh pegawai KPK. Mereka nampak serius mendengar ceramah UAS. Meski demikian tak terlihat ada pimpinan KPK hadir dalam tausiah yang digelar usai salat Zuhur itu.
ADVERTISEMENT
Meski tak diketahui isi tausiah itu, UAS memberikan pernyataan apa saja isi ceramahnya siang itu ketika hendak meninggalkan KPK.
UAS mengatakan, tema besar dari tausiahnya di KPK ialah pentingnya memiliki integritas. Menurutnya, di dalam ajaran Islam, sekecil apapun bentuk kecurangan, tetap akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Ustaz Abdul Somad saat mengisi kajian dan tausiah di KPK. Foto: Instagram/@ustadzabdulsomad_official
"(Isi tausiah) tentang integritas. bagimana dalam Islam kita diajarkan sebesar biji sawi pun kecurangan akan dituntut di hadapan Allah," tutur UAS.
"Saya bercerita bagaimana dalam Islam diajarkan, dalam salat kita tidak bergerak, padahal bergerak itu boleh, pada puasa kita tidak makan, padahal makanan itu halal. Karena hanya (untuk) mendidik kita. Tidak ada gunanya ibadah kalau kita aniaya orang, kita makan haram, doa tidak dikabulkan Allah," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan tausiah UAS, kajian yang diberikan Gus Muwafiq pada hari ini digelar secara terbuka. Wartawan dipersilakan meliput tausiah tersebut. Lokasinya bukan di Masjid Al-Ikhlas, tetapi di Aula Gedung Penunjang KPK. Tempat itu biasanya dipakai untuk acara pelantikan pejabat KPK.
KH. Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) saat Silaturahmi Kebangsaan dan Doa Bersama untuk Negeri di Gedung Merah Putih KPK. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Acara itu juga turut dihadiri seluruh pimpinan KPK yakni Agus Rahardjo, Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Laode M Syarif, dan Saut Situmorang. Seluruh pimpinan KPK itu duduk lesehan, membaur dengan pegawai KPK lainnya.
Dalam ceramahnya, Gus Muwafiq menyinggung mengenai politik uang yang terjadi di Indonesia. Ia menyebut, tugas KPK lah bekerja mengendus praktik rasuah tersebut dan menindaknya.
"Pilpres itu kan terusan Pilkades, dari Pilkades Pilbub. Dari Pilbub ada Pilgub, dari Pilgub ada Pilpres, enjoy-enjoy saja. Orangnya pesta demokrasi, maka syukur-syukur ada duitnya kan gitu," kata dia.
Sejumlah Pimpinan KPK menghadiri acara Silaturahmi Kebangsaan dan Doa Bersama untuk Negeri di Gedung Merah Putih KPK. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Pak Agus enggak usah emosi. Yang tidak boleh kan money politic, enggak boleh money politic. (Nanti) urusan KPK sama polisi. Tapi kan rakyat pintar namanya bukan money politic, uang bensin" sambung dia sambil tersenyum yang disambut tawa hadirin.
ADVERTISEMENT
Sambil bergurau, Gus Muwafiq menyebut hal tersebut seharusnya disyukuri oleh KPK. Sebab dengan demikian, KPK menjadi mendapat pekerjaan.
"Kalau enggak ada yang begini, KPK juga enggak punya kerjaan. KPK kan punya kerjaan ada yang begini-begini ini makanya berbahagialah. Kalau enggak ada, tutup KPK itu," ujar dia sembari tersenyum.