Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
![Petugas Kantor Wilayah Kemenag DKI Jakarta mengamati posisi hilal menggunakan teleskop di Jakarta, Minggu (10/3/2024). Foto: Bayu Pratama S/Antara Foto](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hrm5nh96tj125bwqaeb98ft3.jpg)
ADVERTISEMENT
Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan awal puasa pada Selasa 12 Maret 2024. Keputusan ini berdasarkan sidang isbat atau penetapan awal Ramadan 1445 Hijriah.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini diambil setelah sidang isbat digelar. Dalam sidang menunjukkan hilal belum memenuhi syarat MABIMS baru dalam penentuan awal bulan hijriah. Pemantauan hilal dilakukan di 134 titik di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga memprediksi hilal tak akan tampak pada Minggu (10/3), dan puasa 1 Ramadan dimulai Selasa (12/3).
Sementara Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan pada Senin 11 Maret 2024. Hal ini berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono membagikan penampakan hilal yang terlihat pada Senin (11/3). Hilal yang terlihat dalam foto itu berbentuk lengkungan garis tipis.
Daryono menjelaskan, Hilal dilihat dari teropong Finder Optic yang diamati di Stasiun Geofisika BMKG Balikpapan,
ADVERTISEMENT
"Kenampakan hilal di Balikpapan kemarin petang (11/3) tampak dari Teropong Finder Optic hasil pengamatan Stasiun Geofisika BMKG Balikpapan," tulis Daryono dikutip, Selasa (12/3).
Apa itu Hilal?
Hilal sendiri adalah Bulan sabit muda yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam.
Hilal merupakan bagian dari fase-fase penampakan Bulan di langit. Fase Bulan sabit muda atau yang disebut hilal itulah yang dijadikan acuan. Jika terlihat, itu berarti pertanda bergantinya bulan baru dalam kalender Islam. Artinya, metode rukyat ini sama dengan mencari hilal bulan, tapi bulan yang sangat tipis.
Dalam menentukan bulan baru, pemerintah lewat Kemenag bersama ormas Nahdlatul Ulama memakai metode rukyat (melihat peredaran Bulan). Metode rukyat hilal atau pengamatan Bulan sabit ini dilakukan dengan mata telanjang atau pakai teleskop yang dilengkapi kamera digital.
ADVERTISEMENT
Dr. Judhistira Aria Utama, M.Si., Kelompok Bidang Keilmuan (KBK) Fisika Antariksa dan Energi Tinggi, Program Studi Fisika (FPMIPA), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menjelaskan bahwa secara astronomis, fase konjungsi (ijtimak) yang menjadi penanda selesainya satu siklus lunasi akan terjadi pada Minggu (10/3), pukul 16.02 WIB. Saat itu bertepatan dengan 29 Syakban 1445 dalam penanggalan Hijriyah yang berbasis pergerakan Bulan.
“Bila pada petang hari saat Matahari terbenam, hilal dapat diamati, malam itu juga bulan Syakban akan berakhir dan berganti menjadi bulan Ramadan bertanggal 1,” kata Dr. Judhistira.
“Namun, bila hilal tidak dapat diamati, bulan Syakban akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga peralihan dari bulan Syakban menjadi Ramadan baru akan terjadi pada saat magrib keesokan harinya (Senin malam Selasa).”
ADVERTISEMENT
Hasil perhitungan visibilitas hilal awal Ramadan 1445 H pada Minggu (10/3) menunjukkan bahwa Bulan hanya 5 menit berada di atas ufuk setelah terbenamnya Matahari. Selama jendela waktu ini, visibilitas hilal bernilai negatif, yang berarti hilal tidak dapat diamati kasat mata.
Di seluruh Indonesia, ketinggian Bulan antara 0,2 derajat hingga 1 derajat saat Matahari terbenam pada Minggu (10/3). Di wilayah barat Indonesia, Bulan sudah berada di atas ufuk. Namun, dengan model pengamatan kasat mata, hilal mustahil dapat diamati.
Sementara pengamatan pada Senin (11/3), hilal diprediksi bernilai positif dengan ketinggian sebesar 2 derajat, sehingga bisa dilihat secara kasat mata sekitar 8 menit setelah terbenamnya Matahari.
Dengan begitu, pengamatan pada Senin (11/3) tidak lagi dalam posisi menentukan, karena pasca-terbenam Matahari 30 Syakban telah berganti menuju 1 Ramadan. Artinya, umat muslim di Indonesia melaksanakan puasa pada hari Selasa (12/3).
ADVERTISEMENT