Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Klaster penularan virus corona di Jakarta bertambah usai muncul di Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an atau PTIQ . Tercatat ada 220 orang di PTIQ yang dinyatakan positif virus corona dan diisolasi di RSD Wisma Atlet. Sebanyak 23 di antaranya merupakan pembimbing hafiz.
ADVERTISEMENT
Hal itu berdasarkan hasil swab test terhadap 420 santri dan pembimbing di PTIQ. Mahasiswa atau mahasantri yang dinyatakan positif virus corona ini baru menempuh semester satu dan berusia 18-19 tahun.
"Semester 1 baru masuk, baru kuliah beberapa bulan, baru sebulan. Jadi Agustus masuk sampai akhir September baru merebak. Mereka remaja umur 19 tahun sedang fit-fitnya," kata Direktur Bidang Ma'had yang juga Satgas COVID-19 di PTIQ, Daulay, kepada kumparan, Selasa (6/10).
Daulay mengatakan, pemeriksaan swab test massal di PTIQ ini dilakukan usai seorang mahasantri menjalani tes mandiri dan dinyatakan positif virus corona . Siswa itu melakukan tes lantaran orang tuanya positif virus corona.
"Oleh orang tuanya dia disuruh periksa kesehatan di RS Mayapada. Ternyata positif. Oleh rumah sakit dilaporkan mungkin ke puskesmas. Puskesmas datang kemari dengan camat untuk periksa," jelas Daulay.
ADVERTISEMENT
Penularan juga diduga datang dari penjaga kantin di PTIQ yang ternyata juga tertular virus corona.
Sempat Ada Belajar Tatap Muka dengan Protokol Kesehatan Corona
Pada semester 1 di PTIQ, para mahasiswa diwajibkan menjalani hafalan Alquran. Dalam hafalan ini, setiap mahasiswa harus tatap muka dengan pembimbing untuk memastikan bacaan Alquran sudah benar atau belum.
"Iya kita kan ini adalah ma'had. Di sini bukan kuliah sebenarnya tapi penghafal Quran. Jadi pada semester 3-7 itu online. Semester 1-2 enggak bisa online karena hafal Quran, harus disetor hafal Quran dengan ustaznya, makanya ada tatap muka," kata Daulay.
Daulay mengaku belajar tatap muka di tengah pandemi virus corona memang berisiko. Namun ia menegaskan, kegiatan ini selalu didahului dengan pemeriksaan protokol kesehatan secara ketat.
ADVERTISEMENT
Termasuk saat tatap muka untuk setor hafalan dengan ustaz dan pembimbing selalu menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi ada 2 orang di depan dosen menghadap, lalu 2 itu baca Qurannya, diperhatiin dosen sudah benar belum. Ada jarak juga 1 meter-meter, enggak di kelas ngumpul gitu," ungkap dia.
"Sama-sama pakai masker. Secara protokol enggak ada ini (masalah), kan dua-duanya pakai masker dengan jarak kan penularan 0 persen," imbuhnya.
Atas kondisi ini, PTIQ akhirnya meniadakan seluruh kegiatan belajar tatap muka, kemungkinan hingga pandemi virus corona berakhir.
"Itu kan sudah dihentikan semua. Sampai mungkin selesai COVID, normal semua kita buka lagi," tegas Daulay.
Daulay memastikan seluruh mahasiswa PTIQ dan pembimbing yang positif virus corona telah dievakuasi ke RSD Wisma Atlet. Proses evakuasi pun dikoordinasikan dengan petugas Dinkes dan Dishub DKI Jakarta menggunakan bus sekolah.
Menurut Daulay, para mahasiswa tetap wajib melanjutkan hafalan mereka selama menjalani isolasi di RSD Wisma Atlet. Ia berharap hal ini mendapatkan rahmat Allah SWT, sehingga pandemi virus corona bisa segera berakhir.
ADVERTISEMENT
"Di sana (RSD Wisma Atlet) mereka juga hafalin Quran. Mungkin sengaja dibuat Allah mereka ke sana khataman Quran di Wisma Atlet biar aman negeri ini," pungkas Daulay.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona