Belajar Arti Toleransi dari Komunitas Sabang Merauke

2 Agustus 2017 14:33 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan sabang merauke dengan SO ina. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan sabang merauke dengan SO ina. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Toleransi dipahami sebagai perilaku saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Ketika berbicara tentang toleransi di Indonesia bukan menjadi satu hal yang baru. Keberagaman etnis jadi salah satu alasannya. Namun, apakah makna sebenarnya dari toleransi itu? Ada baiknya kita berkenalan dengan komunitas Sabang Merauke.
ADVERTISEMENT
Komunitas Sabang Merauke (SM) adalah komunitas yang berdiri sejak tahun 2012 dengan kegiatan utama yakni program pertukaran pelajar antar daerah di Indonesia dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi.
"Nama Sabang Merauke selain merupakan simbol keberagaman indonesia juga merupakan akronim dari "Seribu Anak Bangsa Merantau Untuk Kembali"," kata Putri Eka Siagian, Manajer Kurikulum Sabang Merauke saat ditemui di sela kegiatan SM pada Selasa (1/8).
SM bercita-cita untuk mewujudkan indonesia lebih damai dan toleran dengan membawa tiga nilai utama yakni tentang toleransi, cinta indonesia dan pendidikan.
Nantinya, akan dipilih 10-15 anak-anak seusia pelajar SMP dari berbagai daerah di Indonesia untuk meluangkan masa liburan selama 2-3 minggu dengan cara tinggal bersama keluarga angkat yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Kegiatan sabang merauke dengan SO ina. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan sabang merauke dengan SO ina. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
Anak-anak yang telah lolos seleksi akan tergabung dalam Adik Sabang Merauke (ASM), mereka tinggal dengan keluarga yang disebut Famili Sabang Merauke (FSM). Selain itu ASM juga akan dibimbing oleh kelompok mahasiswa yang terbagung dalam Kakak Sabang Merauke (KSM).
Baik ASM,FSM maupun KSM, semuanya mengalami proses seleksi terlebih dahulu. SM terbuka bagi publik yang ingin mendaftar menjadi bagian dari ASM,FSM ataupun KSM melalui situs resminya.
"Kita memang sengaja memasangkan adik adik ini dengan latar belakang keluarga yang berbeda supaya bisa mempelajari satu sama lain," ucap Putri.
Banyak kegiatan yang dijalani selama program pertukaran SM. Di hari Senin-Jumat, ASM akan beraktivitas dengan para ASM lain. Mereka nantinya juga akan ditemani oleh masing-masing KSM.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang dilakukan antara lain berkunjung ke museum, belajar kesenian, bermain ke taman hiburan dan berkunjung ke berbagai tempat-tempat ibadah di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Putri menuturkan lahirnya SM tidak lepas dari keprihatinan terhadap sikap toleransi di Indonesia. Secara singkat ia bercerita bahwa salah satu pendiri dari sabang merauke, Ayu Kartika Dewi, pernah menjadi guru SD di daerah Halmahera Selatan, Maluku Utara.
"Waktu itu disana masih ada isu-isu kerusuhan seperti di Ambon. Lalu murid-murid bilang "Ibu awas, hati-hati sama orang kristen" Hal ini kemudian disadari bahwa banyak ank-anak yang masih perlu pemahaman tentang toleransi. Berangkat dari itulah, SM terbentuk," ujar Putri bercerita.
Hingga tahun kelima berdiri, SM sudah empat kali menyelenggarakan program pertukaran pelajar. Sudah banyak anak-anak yang tergabung dalam ASM. Seperti Vania (14), pelajar asal Bengkulu ini mengaku kegiatan di SM mengajarinya banyak hal termasuk tentang arti toleransi.
ADVERTISEMENT
"Toleransi merupakan sikap yang saling menghargai dan tanpa membeda-bedakan perbedaan, jadi menurut aku toleransi harus kita alami dan dirasakan, karena kalau kita belum mengalami dan merasakan kita tidak akan tahu apa itu toleransi sebenarnya" ujar Vania.