Belajar dari Jepang, Bagaimana Seharusnya Pemerintah Menyikapi Gempa?

23 November 2022 15:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas imbau warga yang tidak berkepentingan menjauh dari lokasi longsoran usai terjadi gempa susulan di Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas imbau warga yang tidak berkepentingan menjauh dari lokasi longsoran usai terjadi gempa susulan di Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
Gempa bumi berkekuatan 5,6 SR yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11) lalu menewaskan lebih dari 200 orang. Jumlah korban ini sangat banyak bila dibandingkan dengan 2 korban tewas pada gempa 7,3 SR yang mengguncang Jepang pada Maret 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Lantas apa yang dapat Indonesia pelajari dari Jepang?
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengakui penanganan gempa Jepang jauh di depan Indonesia. Hal ini terlihat dari bangunan tahan gempa yang sudah digunakan di negeri Sakura itu.
Kondisi di sebuah supermarket yang rusak akibat gempa di Shiroishi, prefektur Miyagi pada Kamis (17/3/2022) Foto: Charly Triballeau/AFP
Daryono juga menyebut mitigasi bencana di Jepang juga sudah dilakukan hampir di semua rumah di sana. Bahkan Ia menyebut rumah di Jepang tahan gempa berkekuatan 8 SR.
"Di sana itu hampir semua rumah yang dibangun itu berstandar aman gempa sehingga gempa berkekuatan 7-7,5 bahkan 8 itu mereka tidak khawatir dengan bangunannya," ujar Daryono kepada kumparan, Rabu (23/11) pagi.
Dengan kondisi ini, sekalipun di guncang gempa, Daryono yakin rumah-rumah di Jepang tidak akan roboh melainkan hanya goyang. Sehingga korban jiwa juga dapat ditekan.
ADVERTISEMENT
Ahli teknik sipil dari Universitas Riau (UR) Muhammad Ikhsan juga mengagumi keseriusan pemerintah Jepang dalam membuat bangunan tahan gempa bumi.
Ia menyebut keseriusan ini tercermin dari perencanaan, pemberian izin, pengawasan ketika bangunan itu dibangun, hingga pengecekan setelah bangunan selesai dibangun apakah masih layak atau tidak. Kondisi ini harusnya dicontoh oleh Indonesia.
"Itu dia jalan (pengawasannya), kalau kita kan di Indonesia itu tahap perencanaan saja kita sudah kerepotan, baru pemberian izin itu kita sudah kerepotan," ujar Ikhsan kepada kumparan, Rabu (23/11) pagi.
"Tapi itulah ya kalau ditanya apa bedanya, harus lebih serius kita mulai dari perencanaan, kemudian pengawasan, pemberian izin, sampai pengecekan ketika kelayakan pakainya dari bangunan itu," tambah Ikhsan.
Foto udara lokasi tanah longsor di daerah Cugenang, Cianjur, Rabu (23/11/2022). Foto: Subhan Zainuri/kumparan
Meski begitu Ikhsan tidak putus asa. Ia yakin Indonesia akan segera mengikuti Jepang bila memang pemerintah serius untuk membuat bangunan tahan gempa di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Upaya ini terlihat dari dibentuknya lembaga persetujuan bangunan gedung atau lembaga yang bertugas untuk memeriksa kelayakan gedung dengan persyaratan yang sesuai dengan syarat Kementerian PUPR.
"Kalau di institusinya kan ada sekarang ada namanya institusi Persetujuan Bangunan Gedung, lembaga yang memberikan itu ya persetujuan bangunan gedung itu ada tim pemeriksaannya itu salah satunya misalnya ada yang namanya tim profesi ahli," jelas Ikhsan.
"Saya juga kebetulan anggota tim profesi ahli di Riau di beberapa daerah di Riau itu membantu PU untuk mengawasi mulai dari perencanaan sampai pemberian izinnya perangkatnya sudah ada cuma tinggal lagi lebih diseriuskan tentu didukung dengan pendanaan didukung dengan program yang apa namanya yang lebih jelas lah ya," tutupnya.
ADVERTISEMENT