Belajar dari Kasus Remaja Bunuh Bocah, KPAI Minta Orang Tua Awasi Tontonan Anak

7 Maret 2020 18:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner bidang pendidikan KPAI Retno Listyarti. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner bidang pendidikan KPAI Retno Listyarti. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingatkan bahayanya film horor dan thriller yang mengandung kekerasan bagi anak. Orang tua diharapkan bisa mengawasi tontonan anak.
ADVERTISEMENT
Hal itu tak terlepas dengan adanya peristiwa pembunuhan terhadap bocah berusia 5 tahun berinisial A, di daerah Jakarta Pusat. Pembunuhnya merupakan remaja berusia 15 tahun yang tak lain ialah tetangga korban.
Berdasarkan keterangannya kepada polisi, NF mengaku hobi menonton film horor. Diduga, pelaku juga mempunyai inspirasi dari tokoh Chucky dan Slenderman terkait aksi pembunuhannya.
Komisioner KPAI Retno Listyarti menyebut, audio visual memang sangat berpengaruh sebagai inspirasi anak. Hal itu membuat setiap film mempunyai kategori masing-masing.
"Anak ini kan terinspirasi film ya, horor. D,ia juga penyuka film horor. Nah film-film horor itu kan umumnya dengan kekerasan. Makanya ada patokan umur. Makanya kenapa (film) Joker kemudian enggak bisa dilihat sama anak-anak, karena kan memang audio visual sangat berpengaruh kuat pada seorang anak," ujar Retno kepada kumparan, Sabtu (7/3).
Komisioner KPAI, Retno Listyarti di SMPN 147 Ciracas. Foto: Reki Febrian/kumparan
"Audio visual itu bisa membuat anak punya inspirasi. Terinspirasi dari apa yang dia lihat," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Maka itu, kata dia, peran orang dewasa, baik itu orang tua atau guru, sangat penting. Orang dewasa harus mengawasi dan menciptakan lingkungan yang aman bagi anak.
Para orang tua pun perlu memperhatikan apa yang menjadi tontonan anaknya. Sebab, anak bisa saja meniru apa yang dilihatnya. Menurut dia, jika anak sering menonton adegan kekerasan, para orang tua perlu hati-hati dengan potensi anak melakukan hal yang sama.
"Saya enggak katakan bahwa setiap anak bisa melihat ke-trigger. Ya enggak juga kan. Ini sangat bergantung pada kematangan dan lingkungan anak, tapi bahwa audio visual, anak itu kan peniru. Sebagai seorang peniru, kalo ada media yang bisa ditiru dia akan melakukan," jelasnya.
Pilih film yang bagus lalu ajak anak berdiskusi Foto: Shutterstock
"Makanya, pentingnya kita jaga anak-anak. Itu yang penting ortu zaman sekarang juga, kasih handphone, fasilitas juga wifi, atau paket ke anak terkait YouTube itu penting juga diawasi, didampingi. Sehingga, anak-anak ini enggak salah jalan, karena mereka memang anak-anak yang belum dewasa," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Pelaku membunuh tetangganya yang masih bocah. Jenazah korban yang masih berumur 5 tahun itu sempat disimpan di dalam lemari.
Peristiwa ini terungkap setelah NF menyerahkan diri kepada polisi. Polisi akan mengecek kondisi kejiwaan NF.