Belajar dari Long Weekend Oktober: Lonjakan Corona 3 Minggu Setelah Libur

16 Desember 2020 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan memadati ruas Tol Jagorawi KM 6 di Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan memadati ruas Tol Jagorawi KM 6 di Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus mewanti-wanti masyarakat yang ingin berlibur ke luar kota pada hari libur Natal dan Tahun Baru agar lebih baik menundanya. Sebab, penularan COVID-19 masih terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan dari pengalaman sebelumnya, libur panjang (long weekend) kerap jadi pemicu lonjakan kasus corona secara signifikan. Dampaknya biasanya akan mulai terlihat 10-14 hari setelah libur panjang berakhir.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mencontohkan peningkatan kasus corona usai libur panjang akhir Oktober lalu.
"Kalau dilihat dan dibandingkan pekan-pekan sebelumnya, ternyata saat libur panjang orang yang diperiksa juga semakin sedikit. Sehingga jumlah orang yang ditemukan positif pekan itu juga turun jadi 22 ribuan," ucap Dewi dalam diskusi di YouTube BNPB, Rabu (16/12).
Dewi Nur Aisyah, Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19. Foto: BNPB
Ia mengungkapkan, pada pekan kedua pascalibur panjang akhir Oktober, pergerakan kasus masih cukup stagnan di kisaran 4.000 kasus. Namun, tiba-tiba memasuki pekan ketiga kasus melonjak secara signifikan hingga 5.000-6.000 kasus per hari.
ADVERTISEMENT
Positivity rate COVID-19 juga semakin meningkat, dari 13,8% kemudian naik jadi 14,67% hingga 17,31%.
"Artinya apa? Kalau dilihat dari level nasional, dampak libur panjang terlihat pada dapat dimulainya pekan ketiga saat libur panjang berakhir," tutur Dewi.

Efek COVID-19 Usai Libur Panjang Akhir Oktober Berbeda dengan 2 Libur Sebelumnya

Dewi mengakui terjadi sedikit perbedaan terkait dampak libur panjang akhir Oktober-awal November 2020, yang memiliki jeda waktu lebih lama dibandingkan saat libur Idul Fitri dan Kemerdekaan RI pada Agustus lalu.
Sejumlah warga berwisata di kawasan Kebun Teh Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/10). Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara Foto
"Dampak libur panjang terakhir di bulan Oktober, secara waktu jeda lebih lama dibanding dua libur panjang sebelumnya," ucap Dewi.
"Harus kita ingat ada beberapa kejadian di luar libur panjang. Ada event kerumunan juga yang menambah kontribusi di angka-angka yang ditemukan. Jadi di pekan 3, 4, 5 terus naik nih dan kita terus fokus pada positivity rate-nya," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya berkaitan kasus positif dan positivity rate, temuan juga terjadi dalam jumlah kematian akibat COVID-19 saat masa libur panjang. Meski begitu, Dewi meminta semua pihak untuk tetap waspada karena fatalitas (kematian) masih mungkin bertambah jika tidak segera mendapatkan perawatan.
"Untuk kematian, setelah terjadi libur panjang pada pekan setelahnya sempat agak turun. Kemudian naik dan signifikan pada pekan ke-4 setelah libur panjang, ini yang kematian juga terus naik. Ini harus diwaspadai kenapa fatalitas juga ditemukan bertambah," tutup dia.