Belajar dari Malaria, RI Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates karena Kasus No 2 Dunia

9 Mei 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vaksin TBC. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vaksin TBC. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyambut baik rencana Bill Gates, pendiri Gates Foundation dan Microsoft, yang menjadikan Indonesia sebagai tempat uji coba (uji klinik) calon vaksin Tuberkulosis (TBC) M72. Hal ini juga telah disepakati oleh Presiden Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin berharap dengan uji coba vaksin TBC M72 dan kemudian banyak masyarakat yang cocok, maka akan dapat menyelamatkan 125 ribu pasien yang setiap tahunnya meninggal dunia.
Berdasarkan data Kemenkes, setiap tahunnya, terdapat 1 juta masyarakat Indonesia yang terdiagnosis TBC dan 125 ribu masyarakat meninggal dunia. Dari data tersebut, Budi mengatakan, Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia yang memiliki kasus TBC tertinggi.
Presiden Prabowo Subianto dan Pendiri Microsoft dan tokoh filantropi dunia Bill Gates didampingi Seskab Teddy Indra melambaikan tangan ke arah siswa-siswa saat meninjau pelaksanaan program MBG di SDN 03 Jati Pulogadung, Jakarta, Rabu (7/5/2025). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
“Indonesia terbanyak nomor 2 di dunia (kasus TBC). Kita harapkan kenapa Indonesia ikut berpartisipasi, karena Indonesia itu pasiennya banyak yang meninggal yang tadi saya bilang (125 ribu pasien meninggal dunia),” kata Budi di Kantor Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5).
Budi tak ingin kasus penemuan vaksin malaria terulang. Kala itu, Indonesia sebagai negara endemis malaria, tidak menjadi tempat menguji coba (uji klinik) calon vaksin malaria. Vaksin itu diuji coba di Afrika. Setelah uji coba menunjukkan efikasi/khasiat yang bagus dan vaksin diproduksi, vaksin malaria hanya cocok dengan genetika di Afrika.
ADVERTISEMENT
“Kita waktu (uji coba vaksin) malaria enggak ikut, ketemu tuh vaksinnya. Ternyata vaksinnya itu khusus, vaksinnya cocok-cocokkan buat nyamuk dan pasien genetik Afrika. Jadi vaksin malaria ditemukan cocok buat di Afrika, Indonesia nggak. (Padahal) Indonesia, kan, banyak malaria juga,” kata Budi.
Untuk itu, Indonesia ingin lebih aktif untuk mencari vaksin yang ampuh untuk mencegah kasus TBC.
"Itu sebabnya kita pengin aktif supaya nanti mudah-mudahan vaksinnya (TBC) juga cocok untuk orang Indonesia," ujarnya.

Uji Klinik Tahap 3 Vaksin TBC

Sementara itu, Indonesia telah menyelesaikan proses rekrutmen partisipan untuk uji klinik fase 3 kandidat vaksin Tuberkulosis (TBC) M72.
Menkes Budi Gunadi Sadikin pada Peluncuran Nasional Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan TBC di Kantor Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta, Jumat (9/5/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Kegiatan ini dilaksanakan di berbagai institusi medis terkemuka, termasuk RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih Jakarta, RS Universitas Indonesia (RSUI), Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) Bandung, dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan uji klinik tahap awal dimulai pada 3 September 2024 dan rekrutmen partisipan untuk uji klinik tahap 3 secara resmi telah selesai per 16 April 2025.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI menyebutkan uji vaksinasi ini juga dilakukan di sejumlah negara. Indonesia ada 2.095 partisipan.
“Total partisipan uji klinik fase 3 ini berjumlah 20.081 orang dari lima negara. Afrika Selatan menjadi kontributor terbesar dengan 13.071 partisipan, diikuti Kenya (3.579), Indonesia (2.095), Zambia (889), dan Malawi (447)," urai Aji dalam keterangannya, Kamis (8/5).
Rencananya, vaksin Tuberkulosis (TBC) M72 ini akan rampung pada tahun 2028. Masyarakat juga dapat mendapatkannya secara gratis karena masuk dalam program pemerintah.