Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Memiliki satu per tiga wilayah yang ketinggiannya berada di bawah permukaan laut dan menjadi negara yang berbatasan langsung dengan Laut Utara bukanlah hal mudah bagi Belanda .
ADVERTISEMENT
Selain harus menyulap sejumlah wilayah yang dulunya lautan menjadi daratan, Belanda juga harus mencari cara untuk terhindar dari banjir dan badai yang selalu mengintai.
Sejak kejadian banjir tersebut, pemerintah Belanda memutuskan membuat sebuah sistem pencegah banjir dan badai yang disebut dengan Delta Works. Delta Works sendiri merupakan pembangunan sejumlah infrastruktur pencegah banjir yang terencana dan terkoneksi di sejumlah wilayah di Belanda. Delta Works terdiri dari pembangunan bendungan, tanggul, pintu air hingga pintu air raksasa yang menghalangi air masuk dari laut.
Pintu air raksasa atau yang disebut sebagai strom surge barrier merupakan sebuah teknologi yang dibanggakan oleh warga Belanda. Sebab, dengan ancaman banjir yang datangnya langsung dari Laut Utara, gerbang pengadang banjir dan badai ini terbukti efektif menghalangi air masuk ke daratan Belanda.
ADVERTISEMENT
Sejak banjir pada 1953 hingga saat ini, sudah ada 15 storm surge barrier atau gerbang penghalau banjir dan badai yang dibangun di Belanda. Pintu air raksasa ini tersebar di seluruh wilayah Belanda yang berbatasan langsung dengan laut. Cara kerjanya sederhana, Ketika air sudah mulai naik, pintu air mulai ditutup. Sehingga air tak bisa masuk ke wilayah Belanda. Pintu air akan kembali dibuka ketika dirasa sudah aman.
“Sejak tahun 1953, kami tak pernah lagi dilanda banjir besar. Ini merupakan kombinasi antara seluruh sistem di Delta Works. Mulai dari tanggul, pintu air dan tentunya gerbang penghalau banjir dan badai,” ujar Jeroen Kramer, Juru Bicara Het Kering Huis, salah satu operator pintu air raksasa Maeslant Kering, Minggu (16/2).
Pintu Air Rakasasa Maeslant Kering
ADVERTISEMENT
Dari seluruh sistem pencegah banjir di Belanda, kumparan berkesempatan berkunjung ke Maeslant Kering. Pintu air raksasa ini merupakan yang terbesar dan menjadi salah satu penghalau banjir termodern.
Berlokasi di Nieuwe Maas-The Scheur-Nieuwe Waterweg, gerbang ini menjadi penghalang air dari Laut Utara masuk ke Belanda melalui Rotterdam. Maeslant Kering terdiri merupakan dua gerbang dengan tinggi 22 meter dan panjang 210 meter masing-masing, yang bisa dibuka dan tutup secara otomatis dengan komputer.
Berbeda dengan pintu air lain di Belanda yang menutup dari atas ke bawah, Maeslant Kering ‘menutup laut’ dengan cara bergeser. Cara kerjanya sederhana, ketika rumah Anda banjir, bayangkan saja ketika Anda memiliki gerbang rumah yang bisa ditutup dan dibuka hanya dengan menekan satu tombol.
ADVERTISEMENT
Maeslant Kering dibangun pada 1997 dengan biaya mencapai 500 juta euro atau setara Rp 7,4 triliun dengan nilai kurs saat ini 1 euro = Rp 14.835,00. Jeroen pun mengakui biaya pembangunan memang mahal.
“Tapi, pemerintah akan mengeluarkan dana lebih banyak misalnya ketika ada banjir besar. Berkaca dengan banjir di New Orleans, kami mungkin harus keluar 50-80 juta euro untuk pembangunan kembali kota ketika terjadi banjir,” kata Jeroen.
Maeslant Kering dioperasikan dengan komputer. Hanya ada 25 orang yang bekerja di Maeslant Kering karena semuanya sudah tersistem. Pintu air raksasa ini bisa memprediksi kondisi air untuk 24 jam ke depan. Sehingga ketika air sudah mulai tinggi, pintu sudah bisa ditutup. Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam bagi 2 pintu air raksasa itu untuk menutup.
ADVERTISEMENT
Maeslant Kering juga memiliki sebuah teknologi khusus yang bisa memprediksi cuaca. Operator Maeslant Kering bekerja sama dengan badan meteorologi dan geofisika setempat untuk memprediksi cuaca.
“Tapi kami tidak mengizinkan mesin kami terkoneksi dengan wi-fi, untuk menghindari sistem kami diretas,” ujar Jeroem.
Jeroem mengatakan, dengan adanya 15 pintu air raksasa di Belanda serta infrastruktur pencegah banjir lain, Negeri Kincir Angin itu akan terbebas dari banjir hingga tahun 2080. Namun, setelah 2080, Belanda perlu memikirkan strategi lain agar tak terendam air.
“Ketinggian air pasti akan terus naik, khususnya dengan masalah perubahan iklim. Tapi, setidaknya kami selamat sampai 2800,” tutur Jeroem.